Sekali periksa sekaligus supaya risiko rusak, berulang-ulang kemudian buka dan bungkus lagi itu dihindari, supaya efisien
Badung, Bali (ANTARA) - Unit organisasi Kementerian Keuangan yakni Lembaga National Single Window (LNSW) menekankan efisiensi pemeriksaan keamanan untuk komoditas ekspor untuk mempercepat dan memberikan kemudahan layanan.

“Sekali periksa sekaligus supaya risiko rusak, berulang-ulang kemudian buka dan bungkus lagi itu dihindari, supaya efisien,” kata Direktur Efisiensi Proses Bisnis LSNW Hermiyana di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Kamis.

Ia menjelaskan selama ini sejumlah pihak melakukan pemeriksaan secara sendiri-sendiri di antaranya dari Regulated Agent (RA), Karantina hingga Bea Cukai.

Ada pun RA merupakan badan hukum salah satunya di bidang agen kargo, pergudangan untuk melakukan pemeriksaan barang ekspor.

Sementara itu, Kepala Otoritas Bandara Wilayah IV Bali Agustinus Budi Hartono menambahkan untuk memberikan efisiensi, di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Kabupaten Badung sudah tersedia satu tempat pemeriksaan barang terpadu yakni di Terminal Kargo Internasional.

“Di situ ada Karantina, Bea Cukai melakukan pemeriksaan di satu tempat. Jadi bukan barangnya yang bergerak tapi orang yang bergerak sehingga efisiensi waktu dan proses,” katanya.

Sedangkan terkait RA, lanjut dia, badan tersebut tidak dihapus dan masih tetap ada, hanya saja pemeriksaan keamanan tidak perlu lagi melalui RA.

“Jadi tidak perlu lagi ke RA, supaya tidak menjadi duplikasi sehingga menjadi satu saja,” imbuhnya.

Dengan adanya efisiensi itu, kata dia, menurunkan biaya layanan logistik mencapai Rp100 per kilogram.

Di sisi lain, Bea Cukai Ngurah Rai Bali juga menerapkan layanan yang dapat mempercepat proses ekspor khususnya produk perikanan dari Bali dan daerah lain melalui Bandara Ngurah Rai.

Layanan itu melalui kanal digital Single Submission (SSm) Ekspor yang mengintegrasikan berbagai proses pengajuan dokumen ekspor seperti Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB), Surat Keterangan Asal (SKA), dan permohonan karantina dalam satu sistem sehingga mempercepat waktu layanan.

Dengan efisiensi itu diharapkan mendukung kemudahan layanan termasuk menekan biaya logistik dan mendukung daya saing produk tanah air.

LNSW mencatat berdasarkan data Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) pada 2023 biaya logistik di tanah air mencapai kisaran 14 persen atau sudah turun dari sebelumnya mencapai 23 persen.

Ia berharap biaya logistik semakin turun hingga diproyeksi padal 2045 mencapai 4-5 persen.

Baca juga: Menkeu: Transformasi digital logistik berdampak baik pada ekonomi RI
Baca juga: LNSW optimistis Ekosistem Logistik Nasional B2B dongkrak skor logistik
Baca juga: LNSW siapkan 6 modul di sistem aplikasi KEK untuk penyampaian dokumen

 

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024