Jakarta (ANTARA News) - Pasar tunggal ASEAN atau ASEAN Economic Community (AEC) pada 2015 akan menjadi ancaman serius bagi nelayan lokal karena terbatasnya peralatan dan pengetahuan pelayaran. "Peralatan melaut kami seperti pukat dan jaring penangkap ikan masih tradisional dan hanya dapat digunakan di perairan karang dangkal," kata nelayan asal Pekalongan, Harjono di Jakarta, Jumat. Dia mengatakan, peralatan itu jauh tertinggal dibandingkan peralatan nelayan asing, khususnya Thailand yang selalu berbekal jaring dan pukat canggih yang dapat digunakan di perairan laut dalam. "Itu belum termasuk kapal berkecepatan tinggi yang mereka gunakan," kata ayah lima anak itu. Menurut dia, kapal-kapal asing rata-rata mesin bertenaga hingga 1.200 tenaga kuda (Horse Power/HP) sedangkan kapal nelayan lokal maksimum 360 HP. "Kami perlu tiga hari untuk mendapatkan ikan di satu titik sedangkan mereka hanya dalam hitungan jam," katanya. Selain itu, daya tampung ikan kapal nelayan lokal paling besar hanya 110 ton sekali berlayar sedangkan kapal asing hingga ribuan ton dengan tali jaring yang dapat menarik beban berton-ton. Oleh karena itu, tegasnya, sulit bagi nelayan lokal bersaing dengan mereka.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006