Serang (ANTARA News) - Banjir yang melanda 14 kecamatan di Kabupaten Serang, Banten, sejak dua pekan terakhir ini mulai surut, dan ribuan warga yang mengungsi mulai kembali kerumahnya masing-masing.

Banjir dengan ketinggian air mencapai 2 meter akibat meluapnya air Sungai Ciujung itu, kini sudah menyusut dan bahkan warga sudah dapat pulang ke rumahnya masing-masing.

Adapun 14 kecamatan yang terkena banjir tersebut meliputi Kecamatan Cikande, Kopo, Kibin, Jawilan, Keragilan, Padarincang, Carenang, Binuang, Tanara, Petir, Tunjung Teja, Pamarayan, Pontang dan Kecamatan Cikeusal.

"Alhamdulillah banjirnya sudah surut sejak semalam. Jadi untuk warga yang mengungsi di Masjid dan sekolah sudah kembali kerumah masing-masing," kata Kepala Desa (Kades) Citasuk, Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang, Rabu.

Ditempat lain ribuan warga yang mengungsi juga sudah kembali kerumah masing-masing. Lain halnya bagi warga Desa Undar andir, Kecamatan Keragilan, puluhan warga memilih masih bertahan untuk mengungsi di pinggiran Jalan tol Tangerang-Merak tepatnya di Km 57 dengan memasang tenda seadanya.

"Hampir semua di 14 kecamatan banjir yang merendam rumah warga itu sudah mulai surut saat ini. Baik di Padarincang dan di Tol sebagian sudah kembali kerumahnya masing-masing," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Serang, Hulaely Asykin.

Meski demikian, Heulaely tidak mengetahui jumlah rumah warga yang terendam pada 14 kecamatan tersebut. "Saya belum menerima laporan jumlah seluruh rumah yang terendam. Paling besok," katanya.

Sementara Wakil Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah disela-sela meninjau Bendung Pamarayan mengatakan, kejadian tersebut sejak dua tahun lalu dimana akibat meluapnya Sungai Ciujung sehingga Bendung ini tidak dapat menampung debit air yang terus meningkat.

"Sama masih seperti tahun-tahun sebelumnya karena pendangkalan pada bendungan ini. Namun untuk pengerukan bendung yang dangkal ini belum bisa direalisasi oleh pemerintah pusat melalui Balai Besar Ciujung-Cidanau Cidurian (BBC3)," katanya.

Akibatnya, lanjut Tatu, dengan terjadinya pendangkalan pada Bendung Pamarayan ini sulit untuk diantisipasi agar tidak mengakibatkan banjir meluap Sungai Ciujung sebagai kiriman dari hulu di wilayah Kabupaten Lebak.

Meski Pemerintah pusat gagal memberikan anggaran untuk pengerukan di Bendung Pamarayan ini, Lebuh lanjut Tatu mengatakan, akan ditangani melalui anggaran berasal dari Asian Development Bank (ADB), dimana tahun ini akan membangun tanggul sepanjang 11 kilo meter tepatnya di KM 57.(*)

Pewarta: Ridwan Ch
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014