Ini menggambarkan peran teknologi, sehingga perbaikan dapat dilakukan secepat mungkin.
Jakarta (ANTARA News) - Pengamat dari Autodesk ASEAN Gianluca Lange berpendapat teknologi yang tepat dan tindakan proaktif dapat membantu mengurangi dampak banjir dan bencana alam lainnya di Indonesia.

"Banjir merupakan salah satu masalah besar di Indonesia, terutama di daerah seperti Jakarta," kata Regional Industry Manager for AEC/ENI Autodesk ASEAN Gianluca Lange di Jakarta, Kamis.

Menurut laporan Ranking of the Worlds Cities Most Exposed to Coastal Flooding Today and in the Future yang dirilis oleh Organization for Economic Cooperation and Development (OECD), Jakarta menempati urutan ke-20 dalam hal kota dengan populasi terbanyak yang terancam banjir pesisir pada 2070 (termasuk perubahan iklim dan perubahan sosial ekonomi).

Sejumlah kota yang diprediksikan mengalami nasib serupa yakni Calcutta, Mumbai, Dhaka, Guangzhou, Ho Chi Minh City, Shanghai, Bangkok, dan Tokyo.

Oleh karena itu, pihaknya menyatakan, pada skala besar, penciptaan model virtual kota secara 3D dapat membantu pemilik, kontraktor, arsitek, insinyur dan bahkan masyarakat umum memahami bagaimana dan dan hal apa saja yang perlu diprioritaskan dalam upaya pemulihan setelah bencana.

"Ini menggambarkan peran teknologi, sehingga perbaikan dapat dilakukan secepat mungkin. Hal ini terutama sangat relevan untuk perbaikan fasilitas yang keberadaannya sangat vital untuk mendukung kehidupan masyarakat dan bisnis dapat berlangsung normal kembali," katanya.

Selain itu, model tersebut dapat digunakan untuk merencanakan pembangunan kota secara lebih efektif di masa mendatang.

Ia mencontohkan, Las Vegas misalnya, menciptakan model 3D digital kota tersebut dengan bantuan VTN Consulting dan Autodesk.

"Model ini mencakup infrastruktur atas dan bawah permukaan tanah yang dapat diakses oleh perencana kota, surveyor, insinyur, dinas pekerjaan umum dan pihak lainnya yang membutuhkan. Para pemimpin kota menginginkan sebuah sistem yang memperlihatkan pembangunan kota, dan membantu menunjukkan di mana daerah terbaik untuk pembangunan selanjutnya," katanya.

Model ini diciptakan dengan Autodesk InfraWorks, Autodesk Civil 3D dan Autodesk Navisworks Manage software, dengan tujuan untuk memiliki model 3D kota yang hidup.

Ia menambahkan, jika semua unsur disatukan dalam model tersebut, ini akan memungkinkan dilakukannya simulasi bencana alam nyata pada model 3D.

Menurut dia, simulasi tersebut dapat memvisualisasikan bagaimana struktur tertentu bereaksi terhadap bencana.

"Simulasi seperti ini memungkinkan kita untuk memperoleh lebih banyak informasi mengenai lingkungan terkait, sehinga dapat membuat rencana perawatan dan penanganan yang sesuai. Pada saat terjadinya bencana yang sebenarnya, tenaga tanggap darurat pun dapat lebih siap dan mampu menangani situasi darurat dengan cepat dan efektif," katanya.

Ia menjelaskan, perencana darurat yang mempersiapkan dampak banjir dapat menyimulasikan model 3D kota yang mencakup bangunan, contoh lahan digital, dan badan-badan layanan publik serta jaringan telekomunikasi.

Hal ini, katanya, akan membantu perencana untuk dapat mengetahui fasilitas listrik, jaringan komunikasi, air dan limbah cair yang mungkin terkena dampak banjir, dan dapat menggunakan fasiltas publik dan jaringan komunikasi pintar tersebut untuk menentukan di mana listrik, jaringan komunikasi, air, dan layanan lainnya yang mungkin terganggu.

(H016/Z003)

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014