Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Suryo Bambang Sulisto mengatakan Indonesia sebenarnya telah bisa memulai proses industrialisasi sejak tahun 1970, dengan mengolah bahan tambang menjadi bahan baku bagi industri lain.

"Namun pada tahun itu, upaya industrialisasi tidak dilakukan," kata Suryo Bambang Sulisto dalam Rakernas Kementerian Perindustrian 2014, di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, pada saat itu Indonesia mengekspor mentah-mentah seluruh hasil eksploitasi kekayaan alamnya keluar negeri tanpa pengolahan.

Padahal menurut dia, jika saat itu kekayaan tambang Indonesia diolah menjadi logam dan bahan baku untuk industri lain, maka Indonesia bisa lebih cepat memulai proses industrialisasi.

"Industrialisasi itu merupakan proses perubahan sosial suatu negara menjadi lebih modern. Industrialisasi dalam sebuah negara umumnya diawali dengan tumbuhnya pabrik-pabrik alat berat, mesin-mesin dan bahan baku," kata dia.

Dia mencontohkan pada abad 20 Korea dan China telah memulai membangun industri dasar berupa industri berat yang kemudian menghasilkan bahan baku kapal, baja dan peralatan lain. Sedangkan Taiwan memulai industrialisasi dengan dinamisasi perusahaan kecil dan menengah yang dipupuk menjadi skala besar.

"Sekarang bagi Indonesia untuk memulai industrialisasi itu tidak mudah, namun tetap harus kita mulai. Tantangannya adalah dengan mendapatkan teknologi yang kita perlukan, karena teknologi sarana strategis untuk melindungi perekonomian," ujar dia.

Suryo mengatakan perlunya seluruh pihak mendorong investor untuk nelakukan investasi di bidang-bidang yang diperlukan agar program industrialisasi dapat berjalan.

Salah satunya yakni mendorong investasi dalam pembangunan industri manufaktur yang menjadi faktor penting bagi Indonesia yang memiliki pasar domestik sangat besar.

"Selama ini industri manufaktur kita masih bergantung barang modal impor, sehingga produksi pasar dalam negeri kerap sulit terpenuhi," kata dia.

Suryo juga mengatakan perlunya Indonesia mewaspadai masuknya UKM asing ke Indonesia yang hanya bertujuan membesarkan industri-industri besar dimana UKM itu berasal.

"Misalnya UKM Jepang masuk ke Indonesia, hanya mendukung perusahaan-perusahaan Jepang di Indonesia," kata dia.

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014