Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada di Jakarta, Jumat mengatakan bahwa mata uang rupiah masih terjaga di area positif pada pagi ini seiring dengan ekspektasi ekonomi Indonesia yang membaik.
"Posisi defisit neraca berjalan Indonesia yang terus menyusut akan menjaga rupiah," katanya.
Menurut dia, imbal hasil investasi di Indonesia juga masih cukup menarik sehingga mendorong investor asing menempatkan investasinya di dalam negeri.
Di sisi lain, lanjut dia, penguatan rupiah terhadap dolar AS juga ditopang apresiasi sejumlah mata uang di negara-negara Asia.
Analis Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra menambahkan, publikasi data ekonomi AS yang dirilis tadi malam tidak sepenuhnya positif sehingga memberi harapan bahwa the Fed tidak akan agresif dalam menjalankan kebijakan pengurangan stimulus keuangannya (tapering off).
"Indeks manufaktur AS mencatatkan kenaikan, namun inflasi AS masih berada di bawah target the Fed dan pengurangan klaim pengangguran AS tidak sebagus estimasi analis," katanya.
Ia memproyeksikan, mata uang rupiah akan diperdagangkan di kisaran Rp11.735--Rp11.825 per dolar AS pada Jumat ini.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014