Kami sekarang sangat prihatin mendengar laporan bahwa ada gerakan militer yang dilakukan oleh Federasi Rusia di Ukraina."
Washington (ANTARA News/AFP) - Amerika Serikat (AS) memperingatkan bahwa Presiden Barack Obama dan para pemimpin Eropa lainnya kemungkinan akan menolak hadir dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G8 di Sochi, Rusia, jika mereka menilai pihak Rusia berupaya merebut kedaulatan Ukraina.

Obama mengatakan pada Jumat waktu setempat (Sabtu WIB) bahwa dirinya sangat prihatin mendengar laporan bahwa pasukan Rusia telah mendarat di Crimea, menyusul adanya pernyataan seorang pejabat di Kiev bahwa invasi sedang berlangsung.

Para pejabat senior AS mengatakan, Presiden Obama memutuskan untuk muncul secara mendadak dalam rapat singkat di Gedung Putih setelah Pemerintah AS menyimpulkan adanya bukti bahwa pasukan Rusia memang berperan aktif di Ukraina.

Para pejabat Ukraina menyebutkan, ada pasukan bersenjata --yang memakai seragam tanpa lambang nasional tertentu-- terlihat di sekitar gedung-gedung pemerintah dan bandara di kota Crimea Simferopol, dan pejabat Ukraina menuduh bahwa Rusia sedang melakukan "agresi telanjang".

Krisis di Ukraina telah merebak dari krisis politik dan ekonomi, yang disusul dengan penggulingan pemerintah Ukraina yang dinilai pro-Rusia, menjadi sebuah pertarungan geopolitik setelah ada klaim oleh para pejabat Ukraina bahwa sekitar 2.000 tentara Rusia telah mendarat di Crimea.

"Kami sekarang sangat prihatin mendengar laporan bahwa ada gerakan militer yang dilakukan oleh Federasi Rusia di Ukraina," kata Obama.

Setelah keluarnya pernyataan Presiden Obama itu, seorang pejabat militer AS mengatakan "sepertinya pihak Rusia sudah mengerahkan beberapa ratus tentara di Ukraina". Pejabat itu mengatakan bahwa pemerintah Rusia tidak memberikan peringatan terlebih dahulu mengenai gerakan tentara Rusia tersebut.

Obama mengakui bahwa Rusia memiliki kepentingan dan hubungan budaya dan ekonomi dengan Ukraina, serta memiliki fasilitas militer di Crimea, suatu wilayah yang diserahkan oleh Uni Soviet kepada Republik Soviet Ukraina pada 1954.

Namun, Presiden AS itu juga mengatakan, setiap pelanggaran terhadap kedaulatan dan integritas teritorial Ukraina akan "sangat tidak stabil".

"AS akan berdiri bersama masyarakat internasional dalam menegaskan bahwa akan ada harga yang harus dibayar untuk setiap intervensi militer di Ukraina," kata Obama.

Pejabat senior AS lainnya mengatakan, harga yang harus dibayar tersebut kemungkinan termasuk keputusan Obama dan para pemimpin negara Eropa untuk melewatkan KTT delapan negara-negara industri (G8) di resor Olimpiade Laut Hitam di Sochi, Rusia pada bulan Juni.

"Konsesi-konsesi perdagangan dan komersial lainnya yang baru-baru ini diupayakan oleh pihak Rusia kemungkinan juga bisa berisiko," kata pejabat itu.

Selain itu, para pejabat AS berpendapat, Rusia mungkin juga akan menyia-nyiakan setiap manfaat global yang bisa diperoleh dari ajang Olimpiade Musim Dingin di Sochi, yang berakhir pada akhir pekan lalu.

Di luar perkiraan-perkiraan tersebut, tingkat pengaruh AS pada Rusia terkait keadaan Ukraina masih belum jelas.

Sejauh ini, belum ada saran untuk aksi militer AS dan sekutunya, dan juga belum ada plot menuju resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang akan diblokir oleh Rusia sebagai anggota tetap PBB.

Pihak AS juga berusaha untuk menghindari skenario "Perang Dingin" dengan Rusia karena AS masih membutuhkan dukungan Presiden Vladimir Putin dalam menangani serangkaian masalah, termasuk pembicaraan antara kekuatan dunia dengan Iran mengenai program nuklirnya, upaya untuk menghancurkan senjata kimia Suriah, dan penarikan pasukan AS dari Afghanistan.
(Uu.Y012)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2014