Jakarta (ANTARA News) - Konsulat Jenderal Indonesia (Konjen RI) di Los Angeles, Amerika Serikat (AS), dinilai sangat lamban dalam memberi pelayanan imigrasi terhadap warga negara Indonesia (WNI) yang berada di negara Pam Sam tersebut. Pasangan suami istri berkewarganegara Indonesia yang tinggal di Arizona, Jean H Reksodiputro dan Djuanita Reksodiputro, kepada ANTARA di Jakarta, Kamis melalui surat elektronik, mengungkapkan kesulitannya mengurus lapor diri dan perpanjangan paspor bagi keluarganya, maupun warganegara Indonesia lain yang berada di Arizona. "Untuk hal ini, kami yakin bisa mendapatkan tanda tangan (semacam petisi) dari masyarakat Indonesia di Arizona mengenai pengalaman mereka betapa susahnya menghubungi Konjen RI Los Angeles," ujar Jean H Reksodiputro yang biasa disapa Icank. Ia menceritakan bagaimana istrinya sulit menghubungi pihak imigrasi untuk perpanjangan paspor, karena staf Konjen yang melayani imigrasi tidak menjawab telepon yang masuk bahkan tidak bisa meninggalkan pesan karena voice mail/mail box selalu penuh. "Hal itu ternyata tidak hanya dialami oleh istri saya tetapi juga oleh teman-teman Indonesia lainnya, bahkan bukan hanya sesekali tapi sudah sering kali terjadi," katanya. Bahkan untuk pengurusan lapor diri maupun perpanjangan atau pergantian paspor via surat elektronik pun sulit dan beberapa kali tidak mendapatkan balasan. Terakhir pada 17 Agustus 2006 ketika telah mendapat formulir untuk perpanjangan/penggantian paspor pun ternyata tidak mudah penyelesaiannya. Karena berbagai surat dan dokumen yang diantar via kurir ke Konjen, ternyata dinyatakan hilang, kecuali paspor keluarga Reksodiputro itu. "Bagaimana mungkin paspor kami ada tetapi dokumen kami tercecer dan tidak jelas keberadaannya, padahal kami mengirimkan di dalam satu amplop USPS bahkan semua foto kami telah kami tulis nama masing-masing di belakang foto tersebut," katanya. Icank berharap Konjen RI Los Angeles Handriyo Kusumo Priyo bisa membenahi organisasi Konjen tersebut agar bisa melayani warga negara Indonesia yang berada di Negeri Paman Sam itu dengan baik. (*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006