Jerusalem (ANTARA News) - Ribuan demonstran ultra-Ortodoks, Rabu malam (19/3), berpawai di Jerusalem Israel dan kota besar lain di seluruh negeri itu, guna memprotes penangkapan mahasis seminari yang menolak melapor ke milteri Israel untuk proses wajib militer.

Protes itu meletus satu pekan setelah Knesset (Parlemen) Israel menyetujui peraturan yang kontroversial untuk mengenakan wajib militer bagi orang Yahudi ultra-Ortodoks.

Di Jerusalem Tengah, puluhan pemrotes melempar bus dengan batu dan membakar tempat sampah, kata beberapa saksi mata kepada Xinhua. Ditambahkannya, polisi menggunakan semprotan air untuk membubarkan mereka.

Sebanyak 500 pemrotes ultra-Ortodoks berkumpul di bawah Jembatan Cord di dekat jalan masuk ke Jerusalem, kata seorang juru bicara polisi kepada Xinhua.

Hukum Israel mewajibkan semua warga Yahudi Israel untuk mendaftarkan diri ke militer dalam usia 18 tahun. Namun, pengikut ultra-Ortodoks yang secara tradisional dikecualikan dari dinas guna memungkinkan mereka menekuni pelajaran agama di yshiva (seminari).

Peraturan baru tersebut membatalkan pengecualian itu dan menetapkan sanksi pidana, termasuk penahanan, buat orang yang menghindari kewajiban tersebut.

(C003)


Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014