Jakarta (ANTARA News) - Pemantauan media yang dilakukan The Indonesian Institute menyebutkan isi berita media massa selama masa kampanye terbuka 15 Maret hingga 5 April 2014 larut dalam kepentingan elit pemilik dibandingkan dengan urusan publik.

"Media massa yang seharusnya menyajikan berita-berita yang objektif dan berimbang malah ikut larut dalam kepentingan para elit pemilik media dibandingkan dengan kepentingan publik," kata peneliti TII Arfianto Purbolaksono di Jakarta, Selasa.

Dia menjelaskan kaitan kepemilikan media oleh politisi terhadap pemberitaan kampanye hasil media monitoring TII selama masa kampanye terbuka itu, pemberitaan media massa tidak terlepas dari kepentingan parpol pemilik media tersebut.

"Hal ini terlihat dari beberapa media massa cukup efektif menjadi mesin politik pada masa kampanye, guna membangun citra. Hal ini terlihat dari tone pemberitaan yang positif bagi parpol," ujarnya.

Menurut dia, media yang dimiliki politisi tertentu, menulis pemberitaan positif terhadap parpolnya, serta pemberitaan negatif terhadap saingan politiknya.

"Mengenai hal tersebut, sebenarnya sudah ada koordinasi dari tiga lembaga, yakni Komisi Pemilihan Umum (KPU), Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), untuk menyikapi materi pemberitaan kampanye di media," tegasnya.


Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014