Oleh Teguh Priyanto Blu-Ray, HD-DVD, dan HD-ready kini menjadi gosip terhangat para penggila teknologi video beresolusi tinggi. Teknologi baru itu menjanjikan dapat menciptakan gambar lebih tajam pada perangkat audio-video dengan hanya menggunakan pemutar DVD dan televisi konvensional pula. Keping video beresolusi tinggi itu juga menjadi perbincangan panas para pemilik "personal computer" (PC), terutama mereka yang telah memiliki perangkat keras dan perangkat lunak pendukung teknologi tersebut. Mereka yang merasa ketinggalan karena belum sempat mencicipi teknologi DVD dan "home theater" yang canggih dan mahal itu, kini dapat bernafas lega, karena "anda bisa `menyalip`-nya dengan `hanya` mengadopsi teknologi ini, melalui PC anda." "Pasca-Blu-Ray dan HD-DVD, tidak akan banyak perubahan pada teknologi film beresolusi tinggi, setidaknya sampai tahun 2010, sehingga anda tidak perlu merasa ketinggalan," kata Nico Jurran, editor dari sebuah Majalah komputer di Hanover. Kehadiran Blu Ray dan HD-DVD dipredisikan juga akan "memensiunkan" teknologi "kuno" DVD dari tugasnya, sebagaimana DVD telah memensiunkan VCD enam tahun lalu, kata Jurran bersungguh-sungguh ketika merekomendasikan solusi teknologi itu. Juran mengakui, jika kualitas gambar menjadi prioritas utama, sebenarnya tidak ada yang pernah selesai dalam pembicaraan teknologi video. "Mana yang akan tetap bertahan di beberapa tahun mendatang, kita tidak pernah tahu," kata Jurran. Namun, perlu dingatkan bahwa kualitas gambar yang terbaik di dunia tidak akan berarti apa-apa, jika tidak ada film yang diproduksi untuk dinikmati melalui perangkat teknologi itu. Jurran yang cenderung menyarankan untuk memakai teknologi Blu-Ray ketimbang HD-DVD menyatakan, teknologi mutakhir video beresolusi tinggi sesungguhnya telah lebih dari cukup --baik dari sisi kapasitas maupun kwalitas yang dihasilkan-- untuk memenuhi kebutuhan "memanjakan mata". Selain meningkatkan secara signifikan kwalitas, teknologi keping cakram Blu-Ray dan HD-DVD, juga menyediakan kapasitas yang sangat besar. Menurut laman bluraydisc.com, kemampuan Blu-Ray, cakram yang menggunakan teknologi sinar laser biru itu, diklaim dapat menyimpan data hingga 54 giga byte (Gb), bahkan Blu-Ray empat "layer" kini tengah dikembangkan agar dapat menyimpan kapasitas data sebesar 100 dan 200 Gb. Sebagai gambaran, cakram Blu-Ray "dual layer" berkapasitas 45 Gb saja dapat menyimpan data video resolusi tinggi (HD) berdurasi delapan jam! Jadi persoalan sebenarnya bukan pada kapasitas dan kualitas perangkat kerasnya, tapi ketersediaan konten, yakni film beresolusi tinggi yang akan ditonton. "Bayangkan, dengan hanya satu keping Blu-Ray, anda dapat terpaku selama delapan jam untuk `memelototi` layar monitor. Jadi cukup dengan tiga keping Blu-Ray per hari, hidup dan mata anda praktis akan terampas oleh komputer, home theater atau televisi." Akan halnya dengan HD-DVD, meski memiliki kapasitas yang lebih kecil, yakni sekitar 25 Gb per keping, namun dipastikan akan lebih terjangkau oleh kocek masyarakat, karena pengembangan teknologinya masih tetap berbasis DVD. Silakan pilih Teknologi Blu-Ray (bukan "blue-ray") dikembangkan oleh konsorsium yang beranggotakan lebih dari 140 pabrik elektronik ternama, studio film, perusahaan game, dan pabrik komputer terkemuka, seperti Apple, Dell, Hewlett Packard, Hitachi, LG, Mitsubishi, Panasonic, Pioneer, Philips, Samsung, Twentieth Century Fox, Walt Disney, Sony Corporation, dan TDK. Mereka membentuk Blu-Ray Disc Association (BDA), dengan Sony dan Philips sebagai "kepala suku"-nya. Sementara pesaingnya, HD-DVD yang dikembangkan Alan Bell dan Lewis Ostrover, didukung oleh perusahaan perangkat lunak terbesar Microsoft, Toshiba, Pioneer, NEC, Universal Pictures dan Warner Bros dan Intel Corp. Sayangnya kedua teknologi beresolusi tinggi itu tidak kompatibel satu sama lain. "Jadi jangan harap anda dapat memutar keping HD-DVD di "player" Blu-Ray, demikian sebaliknya cakram Blu-Ray tidak mungkin cocok diputar pada pemutar HD-DVD." Kondisi ini diperkirakan akan menyebabkan persaingan seru antara kedua jenis teknologi cakram itu, seperti pernah terjadi antara format video Betamax dengan VHS, yang bergulat berebut pasar audio-video dunia selama hampir 15 tahun. Sejumlah perusahaan pendukung Blu-Ray saat ini sudah mengumumkan untuk mengeluarkan produk. Philips, sebagai kepala suku telah meluncurkan drive Blu-Ray untuk personal computer. Sedangkan Sony pada Juni lalu telah mengelurkan pemutar DVD berkualitas Blu-Ray pertama, yakni BDP-S1 Blu-Ray disc player, serta DVD Blu-Ray disc drive untuk komputer. "Dalam waktu yang tidak lama lagi, pembakar Blu-Ray juga diproduksi BenQ," kata Manager Produksi BenQ Bernhard Schoesser. Sementara itu, Toshiba, sebagai perusahaan yang terdepan dalam mendukung teknologi HD-DVD, juga telah melengkapi dua seri laptop "Qosmio"-nya dengan teknologi pemutar HD-DVD. "Untuk menonton film beresolusi tinggi di komputer, yang lebih dibutuhkan hanyalah disk drive. Tidak perlu teknologi lain," kata Nico Jurran. Akan tetapi, untuk menjamin gambar Blu-Ray atau HD-DVD jernih, minimal dibutuhkan sebuah komputer dengan spesifikasi lumayan tinggi. Komputer yang direkomendasikan untuk memutar Blu-Ray, minimal berprosessor Pentium 4 (3Ghz) atau Athlon 64 3000+ dengan memori kartu grafis minimal 128 Mb. Dan tak kalah pentingnya, tentu saja PC juga harus dilengkapi monitor yang "sepadan", karena siapapun yang mau nonton video beresolusi tinggi di komputer pastinya membutuhkan monitor khusus pula. Agar penggila teknologi Blu-Ray puas, Jurran juga menyarankan untuk menggunakan monitor digital dengan teknologi "HD-ready". Pada monitor "HD ready" biasanya telah memiliki input digital, yang memungkinkan sinyal video HD dapat ditangkap secara lebih sempurna. "Ini artinya, tidak cukup hanya dengan pemutar Blu-Ray atau HD-DVD, komputer udah siap memutar film video dalam resulusi tinggi," ujarnya. Perlu "tetek-bengek" lain, terutama monitor yang "yahud" Anti bajak Agar tidak seperti pendahulunya --VCD dan DVD-- yang secara membabi buta telah "sukses" digandakan secara ilegal dalam jumlah puluhan bahkan ratusan juta keping, anggota konsorsium Blu-Ray, terutama para produsen film, tengah mengusahakan agar cakram Blu-Ray tidak dapat di"crack". Secara teknis Blu-Ray memang mempunyai fitur keamanan eksperimental bertitel BD+, yang memungkinkan secara dinamis mengubah skema enkripsi. Teknologi ini memungkinkan pengurangan pembajakan film melalui metode "cracking". Disamping itu produsen Holywood juga menatapkan bahwa output kartu grafis harus dilindungi oleh enskripsi HDCP, untuk mencegah video dikopi di titik keluar kartu grafis itu. Langkah ini dilakukan agar industri film tidak dirugikan karena pembajakan, yang saat ini marak di seluruh belahan dunia. Dalam laman www.cyberlink.com, Pembuat software Cyberlink manawarkan program analisis gratis untuk memastikan kesiapan HD pada PC berbasis sistem operasi Windows. Sofware-sofware lain, seperti player dan pembakar data yang telah mendukung teknologi Blu-Ray dan HD-DVD juga telah tersedia secara gratis di sejumlah laman perusahaan pembuat perangkat lunak. Pada prinsipnya, menurut pembuat sofware Nero Stefano Miotto, sistem yang direkomendasikan oleh Blu-Ray tidak berbeda dengan sofware pembakar Nero 7. Sedangkan untuk penggandaan materi video beresolusi tinggi (HD), saat ini baru dapat dilakukan oleh perusahaan penggandaan profesional. Pertanyaan selanjutnya, yang sebenarnya paling mendasar adalah, "Dapatkah program ini dapat menjadi massif, karena video beresolusi tinggi saat ini hanya dapat diimplemantasikan oleh perusahaan penyiaran atau produsen film rasaksa?" Bahkan saat ini masih sangat sedikit lembaga penyiaran di seantero jagad yang menggunakan teknologi HD, untuk memproduksi materi mereka, karena memang mahal.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006