"Kami tidak bisa berbuat apa-apa. Kami hanya bisa mengimbau secara moral agar spekulan tanah tidak memanfaatkan kesenangan di atas penderitaan warga korban lumpur," kata Bupati Sidoarjo.
Sidoarjo (ANTARA News) - Rencana relokasi warga empat desa yang "tenggelam" luapan lumpur Lapindo Brantas Inc. di wilayah Kecamatan Tanggulangin, Porong dan Tulangan mulai diincar spekulan tanah. Informasi yang dihimpun ANTARA News, Selasa, menyebutkan bahwa keberadaan "mafia" tanah itu mulai diendus Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidoarjo. Namun, sayangnya, Pemkab setempat tidak mampu menindak mereka. Sementara itu usulan relokasi warga korban lumpur, juga masih menjadi kontroversi di kalangan masyarakat, terutama warga yang rumahnya tidak terimbas langsung atau masih dalam ancaman bahaya lumpur. Bupati Sidoarjo Win Hendrarso, Selasa, mengatakan lokasi yang ditetapkan sebagai lahan pengganti untuk relokasi masih dirahasiahkan. Upaya ini, dilakukan, agar sejumlah lahan yang dipersiapkan untuk penganti relokasi tidak menjadi incaran spekulan tanah. Namun demikian, Bupati Win Hendrarso juga mengaku tidak bisa bertindak tegas, bila sejumlah lokasi yang ditentukan nantinya, sudah tercium dan dapat dikuasai spekulan. "Kami tidak bisa berbuat apa-apa. Kami hanya bisa mengimbau secara moral agar spekulan tanah tidak memanfaatkan kesenangan di atas penderitaan warga korban lumpur," katanya menegaskan. Pemkab Sidoarjo dan tim nasional penanggulangan semburan lumpur saat ini berupaya sosialisasi relokasi pada empat desa yang sudah tidak mungkin dilakukan pemulihan, diantaranya berada di sebagian Desa Kedungbendo, Kecamatan Tanggulangin, sebagian wilayah Desa Renokenongo, Kecamatan Porong, Kelurahan Jatirejo dan sebagian wilayah Kelurahan Siring, Kecamatan Porong.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006