Jakarta (ANTARA News) - Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Jero Wacik, merevisi target wisatawan mancanegara (Wisman) dari sebelumnya 5,5 juta menjadi sekitar 5 juta wisatawan sampai akhir 2006. "Perkiraan saya lima juta wisatawan saja berat, jadi kalau dapat lima saya sudah lumayan, saya sudah lega, karena di akhir tahun kan ada 'peak season' lagi," kata Jero Wacik di Jakarta, Selasa menanggapi hasil laporan Badan Pusat Statistik (BPS) tentang penurunan jumlah wisatawan mancanegara yang turun 5,11 persen pada Agustus 2006. Ia mengemukakan penurunan wisatawan pada Agustus terjadi karena siklus tahunan wisatawan seperti itu, dimana pada Juni-Juli terjadi kenaikan kemudian turun lagi pada bulan Agustus. "Saya sudah mempelajari mengapa bulan Agustus turun, biasanya memang bulan Juni-Juli naik, bulan Agustus turun. Siklus tahunannya begitu. Nanti mulai bulan Oktober naik lagi sampai bulan Desember," jelas menteri. Ia mengatakan Wisman sangat rentan terhadap informasi berbagai peristiwa yang terjadi di Indonesia, seperti bom dan bencana alam. Untuk melakukan pemulihan, kuncinya menurut Jero Wacik adalah dengan secara cepat dan sigap memberikan informasi yang benar kepada para pihak terkait dalam bisnis pariwisata seperti UN WTO (United Nation World Tourist Organisation) dan PATA agar tidak terjadi informasi yang bias. "Kuncinya informasi. Media massa sangat penting. Tsunami di Pangandaran, ditulis media massa terjadi Tsunami di Jawa Barat. Jangan sembarangan mengatakan Jawa Barat karena orang takut ke Bandung dan Bogor, padahal tidak ada apa-apa. Kita rajin melokalisir soal," ujar dia. Selain itu, pihaknya juga mengundang puluhan wartawan mancanegara untuk melihat secara langsung kondisi Indonesia dan menceritakannya pengalamannya kepada masyarakat di negaranya masing-masing. "Saya mengundang pers dunia, pers Indonesia juga saya gilir, agar tahu, agar bisa memberitakan apa yang sebenarnya terjadi di Indonesia. baik-baik saja secara umum. Pers dunia saya undang juga untuk itu, kemarin 30 wartawan dari Jepang, lalu pulang ke daerahnya, lalu beritakan itu, jadi orang Jepang lebih percaya itu dibandingkan Menbudpar yang ngomong. Itu akan efektif sekali," katanya. Optimis Sementara mengenai target wisatawan domestik sebanyak 160 juta orang pada tahun 2006, Menbudpar merasa yakin dapat meraih jumlah tersebut. "Menurut perkiraan saya masih bisa (memenuhi target 160 juta wisatawan) karena dalam negeri kan kita lebih tahu. Di Poso ada itu peristiwa kerusuhan, kita masih berani lah ke Ujung Pandang," kata Jero Wacik. Sebelumnya, BPS mencatat jumlah Wisman ke Indonesia masuk pada Agustus 2006 mencapai 343.400 orang, turun 5,11 persen dibanding jumlah Wisman periode Juli 2006 sebanyak 361,900 orang. Kepala BPS Rusman Heriawan, di Jakarta, Senin (2/10), mengatakan, dari 13 pintu masuk sebanyak delapan di antaranya mencatat jumlah kunjungan Wisman yang lebih rendah dibanding sebelumnya. "Secara kumulatif, jumlah Wisman dari 13 pintu masuk selama Januari-Agustus 2006, mencapai 2,6 juta orang atau turun 8,63 persen, dibanding jumlah Wisman pada periode sama 2005 sebesar 2,85 juta orang," kata Rusman. Khusus pintu masuk Bali, jumlah Wisman pada Agustus 2006 tercatat 124,800 orang, turun dari periode Juli 2006 sebesar 128,600 orang. Sedangkan dibanding Agustus 2005, jumlah kunjungan Wisman ke Bali menurun 24,43 persen. Penurunan jumlah kunjungan Wisman periode Agustus 2006 dibanding Juli 2006, kata Rusman, di delapan pintu masuk tertinggi terjadi di Tanjung Pinang mencapai 12,52 persen, menyusul Soekarno Hatta yang merosot 11,32 persen, Entikong 9,92 persen, Sam Ratulangi 6,07 persen. Pintu masuk lainnya, Bandara Ngurah Rai 2,97 persen, Batam 2,96 persen, Tanjung Priok 2,56 persen, dan Polonia 2,54 persen. Sedangkan lima pintu masuk yang mengalami kenaikan jumlah Wisman adalah Makassar sebesar 740 persen, Minangkabau 41,23 persen, Adi Sumarmo 38,60 persen, Mataram 10,54 persen, dan Juanda 3,54 persen. (*)

Copyright © ANTARA 2006