Jakarta (ANTARA News) - Juru Bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul menyayangkan candaan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar, yang menyebut nama Susilo.

"Sebenarnya kalau saya lihat maksud Muhaimin itu menyindir Ketua Umum Partai Demokrat yang juga Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono," kata Ruhut di Jakarta, Senin.

Ia menambahkan, candaan Muhaimin yang sekarang juga sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi itu terlalu berlebihan dan tidak menghormati Presiden RI.

"Karena itu, walaupun dikatakan Susilo adalah nama orang lain, tapi harus dilihat konteksnya. Karena apa pun, Pak SBY itu tokoh yang harus dihormati, apalagi Pak SBY adalah Presiden RI," kata Ruhut.

Dikatakannya, Muhaimin dalam memberikan contoh sebaiknya tidak menyebut nama-nama yang seharusnya dihormati. "Muhaimin termasuk tokoh yang besar di tangan Pak SBY. Jadi yang akan datang kalau memberi contoh jangan menyebut tokoh-tokoh seperti Sukarno, Suharto, dan Susilo, walaupun ada Susilo nama orang lain. Pakai saja nama-nama yang lain," kata Ruhut.

Oleh karena itu, ia meminta Muhaimin untuk berhati-hati dan tidak mengulang lagi candaan yang bisa menimbulkan salah paham.

"Aku anggap kelepasan saja, mungkin lagi kalap, karena kasus kardus durian diangkat kembali. Saya minta jangan diulang lagi," kata Ruhut.

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar berparodi soal keputusannya untuk mengusung pasangan Jokowi-JK di pilpres.

Pria yang akrab disapa Cak Imin ini berpura-pura mendapatkan telepon dari seseorang yang bernama Susilo. "Sebentar, Oh ini pak Susilo," ujar Cak Imin di DPP PKB kemarin.

"Halo Pak Susilo. Iya pak. Maaf saya sudah terlanjur dari awal dukung Jokowi-JK. Jadi enggak usah saya blusukan ke yang lain," katanya yang disambut gelak tawa para hadirin.

Ditanya oleh pembawa acara, siapa Pak Susilo yang dimaksud, Cak Imin berseloroh, "Susilo dari Ciganjur."

Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014