Samarinda (ANTARA News) - Masa tanggap darurat akibat ambruknya rumah toko (ruko) Cendrawasih Permai di Jalan Ahmad Yani Samarinda, Kalimantan Timur, akan berakhir hingga 10 Juni 2014.

"Walaupun seluruh korban tertimbun sudah ditemukan, namun berdasarkan surat keputusan Wali Kota Samarinda, masa tanggap darurat yang berlaku sejak ruko itu ambruk yakni Senin (3/6) berakhir hingga Selasa (10/6)," kata Komandan Kodim 0901 Samarinda Letkol Kav Dody Muhtar Taufik di lokasi ruko ambruk, Jumat malam.

Ditemukannya korban tewas ke-12 yang diduga korban terakhir dari ruko ambruk itu, kata Dody Rahmat Taufik, membuat proses pencarian korban dihentikan.

"Berdasarkan hasil keputusan rapat bersama, baik tim SAR, BPBD, kepolisian dan berbagai unsur yang terlibat dalam pencarian korban ruko ambruk ini, proses evakuasi sementara dianggap selesai sebab berdasarkan data, sebanyak 84 korban dari ambrunya ruko Cenrdawasih Permai itu dan semuanya sudah ditemukan," katanya.

"Jadi, proses selanjutnya yakni pembersihan puing-puing dan selama proses itu berlangsung pengamanan baik dari unsur kepolisian maupun TNI tetap disiagakan untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan," kata Dody.

Jumat malam lalu tim SAR berhasil menemukan korban tewas ke-12 bernama Jarwo (35) warga Ponorogo, Jawa Timur.

"Dari data BPBD, ini merupakan korban terakhir dan setelah saya berkoordinasi dengan Direktur Operasional di Jakarta, kami diperintahkan segera pulang jika tidak ada perkembangan data tentang adanya korban lainnya. Jadi, dari data itu tercatat 84 korban dan ini yang terakhir," kata Kepala Kantor SAR Balikpapan Hendra Sudirman.

Sepanjang Jumat, tim SAR berhasil menemukan tiga jenazah pekerja akibat ambruknya ruko Cendrawasi Permai.

Seekitar pukul 11. 30 WITA, tim SAR berhasil mengevakuasi jasad Jono (50) kemudian sekitar pukul 14. 40 Wita jasad Toni (35), keduanya warga Ponorogo, Jawa Timur.

Ke-14 korban tertimbun ambruknya ruko Cendrawasih Permai, dua diantaranya selamat dan saat ini dirawat di RSUD AW Syahranie Samarinda yakni, Paiman (49) warga Jepara, Jawa Tengah dan Suyaji (40) warga Tulungagung, Jawa Timur.

Pewarta: Amirullah
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014