PBB, New York (ANTARA News) - PBB dan organisasi kemanusiaan di Yaman prihatin sehubungan dengan pengungsian baru sebanyak 20.000 orang di Gubernuran Amran di bagian utara negeri itu.

Pengungsian itu terjadi akibat pertempuran sengit antara pasukan pemerintah dan gerilyawan bersenjata dalam dua pekan belakangan, kata seorang juru bicara PBB kepada wartawan di Markas PBB, New York pada Jumat (6/6).

Kantor PBB bagi Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) menyatakan gencatan senjata di Amran berlaku dua hari lalu dan dilaporkan berfungsi," kata Farhan Haq, Wakil Juru Bicara PBB, dalam taklimat harian di Markas PBB, new York. "Tapi (organisasi) itu menambahkan bahwa jalan utama dari Ibu Kota Yaman, Sanaa, ke Amran masih ditutup."

Penutupan tersebut juga telah mengganggu pengiriman bantuan buat satu kelompok lain sebanyak 40.000 orang yang telah kehilangan tempat tinggal sejak 2011 dan dilaporkan memerlukan makanan, air serta perawatan kesehatan, kata Haq.

"Sejumlah mitra kemanusiaan terus beroperasi di Kota Amran, tapi semua operasi di luar kota itu telah dibekukan," kata Haq, sebagaimana dikutip Xinhua. "Penilaian yang dibutuhkan akan dilakukan segera setelah kondisi keamanan memungkinkan."

Angkatan Bersenjata Yaman pada Rabu (4/6) mencapai kesepakatan gencatan senjata dengan gerilyawan Syiah, Al-Houthi, di wilayah bergolak Provinsi Amran. Kesepakatan itu berlaku pada tengah malam antara Rabu dan Kamis waktu setempat.

Kesepakatan tersebut menetapkan akhir bagi semua balabantuan militer dari kedua pihak, penggelaran pemantau militer yang tak memihak dan pembukaan jalan utara menuju Ibu Kota Yaman, Sanaa.

Selama beberapa bulan belakangan, kelompok Syiah Al-Houthi telah bentrok dengan militer Yaman dan petempur suku Sunni di beberapa provinsi di Yaman Utara, sehingga menewaskan tak kurang dari 100 orang.

Pada akhir Mei, sejumlah pria bersenjata yang diduga sebagai anggota Al Qaida melancarkan enam gelombang serangan terhadap intalasi militer dan militer, sehingga menewaskan 31 orang dan melukai beberapa orang lagi, di Provinsi Hadhramauth, Yaman Tenggara, kata beberapa pejabat medis dan pemerintah kepada Xinhua.

Penyerang yang bersenjata berat yang diduga dari cabang Al Qaida di Yaman melancarkan serangan menjelang fajar terhadap beberapa instalasi militer dan pemerintah. Mereka melakukan penembakan, pemboman dan pembakaran di Kota Kevil Seiyun, Provinsi Hadhramauth, sehingga memicu bentrokan sengit dengan pasukan keamana, kata seorang pejabat senior pemerintah yang tak ingin disebutkan jati dirinya.

Serangan itu terjadi pada malam hari di Kota Seiyung, 322 kilometer dari Mukalla, Ibu Kota Provinsi Hadhramauth.

Pejabat Yaman tersebut mengatakan sasaran serangan serentak itu meliputi tiga bank, gedung polisi, militer, dinas intelijen dan pemerintah, yang dijarah lalu diledakkan dengan menggunakan peledak rakitan dan sebagian juga dibakar.

(Uu.C003)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014