Ukuran dari alat penjernih air ini pun kecil, sehingga cocok untuk konsumsi skala rumah tangga.
Bekasi, Jawa Barat (ANTARA News) - Menteri Riset dan Teknologi (Menristek), Gusti Muhammad Hatta, meresmikan produksi massal mesin penjernih air yang menggunakan teknologi membran di PT Yasunli Abadi Utama Plastik di Kawasan Industri MM2100 Cikarang Barat, Bekasi, Jawa Barat, Kamis.

"Produksi massal ini hasil upaya intermediasi yang dilakukan Business Innovation Center (BIC) Kementerian Riset dan Teknologi, yang mempertemukan Institut Teknologi Bandung dengan PT Ifaria Gemilang (IFA)," ujar Menristek.

Penjernih air tersebut menggunakan teknologi terintegrasi "Antibacterial Nano Particle Hollow-Fiber Membrane", yang merupakan karya dosen ITB Prof Dr I Gede Wenten.

Dalam satu jam, perusahaan itu bisa memproduksi 60 unit penjernih air yang menggunakan teknologi membran atau "Integrated Home Drinking Water Purifier Technology-Antibacterial Nano Particle Hollow-Fiber Membrane".

Ia menambahkan terwujudnya kerja sama tersebut merupakan bukti nyata bahwa hasil karya teknologi Indonesia memiliki daya saing dan keunggulan yang dibutuhkan pasar.

"Juga dapat memicu terjadinya kolaborasi inovasi lainnya antara industri dan akademisi melalui dukungan pemerintah atau yang biasa disebut kolaborasi academics-businees-government atau ABG," jelas dia.

Ia menambahkan terwujudnya kerja sama dalam produksi massal penjernih air tersebut, dapat menumbuhkan optimisme bahwa sesungguhnya produk penelitian dan pengembangan nasional juga diminati dan sesuai kebutuhan industri.

"Pemerintah sangat mendukung terwudunya kolaborasi ABG untul percepatan proses komersialisasi hasil-hasil invensi untuk menjadi hasil karya inovasi nasional."

I Gede Wenten mengatakan teknologi pada penjernih air tersebut memiliki keunggulan karena mengintegrasikan lima teknologi, sehingga air minum yang dihasilkan dipastikan sehat dan layak konsumsi.

"Ukuran dari alat penjernih air ini pun kecil, sehingga cocok untuk konsumsi skala rumah tangga," cetus Wenten.

Presiden Direktur IFA, Tanu Sutomo mengatakan IFA memiliki misi untuk mempromosikan dan mengusung teknologi anak bangsa ke pasar.

"Tujuannya untuk menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia tidak perlu menggunakan produk impor karena karya anak bangsa mampu bersaing di pasar dalam negeri," ucap Tanu Sutomo.

Acara peresmian itu merupakan awal dari rangkaian peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Harteknas) ke-19 pada 2014.

(I025/C004)

Pewarta: Indriani
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014