Sudah jelas bahwa ISIL bukan hanya ancaman bagi stabilitas Irak melainkan juga bagi seluruh kawasan."
Baquba, Irak (ANTARA News) - Kelompok gerilyawan merebut dua daerah strategis di Provinsi Diyala timur laut Baghdad, Kamis malam, setelah pasukan keamanan mengundurkan diri, kata para petugas mengatakan, membawa serangan militan ke dekat ibu kota Provinsi Baquba.

Jalawla dan Saadiyah adalah daerah terbaru yang jatuh dalam serangan kilat gerilyawan selama tiga hari terakhir, yang telah memasuki daerah itu dari Irak utara, menduduki semua provinsi dan bagian-bagian penting dari tiga tempat lainnya, lapor AFP.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa Ban Ki-moon Rabu mendesak masyarakat internasional untuk bersatu di belakang Irak saat serangan kilat oleh kelompok jihad bersenjata menyapu lebih dekat ke Baghdad.

"Sekjen mendesak masyarakat internasional untuk bersatu dalam menunjukkan solidaritas dengan Irak, karena menghadapi tantangan keamanan yang serius ini," kata juru bicaranya dalam satu pernyataan.

Sekjen PBB menuntut "penghormatan penuh pada hukum kemanusiaan internasional dan hukum hak asasi manusia dalam upaya melawan terorisme dan kekerasan di Irak," kata Juru bicara Stephane Dujarric menambahkan.

Ban mengecam keras lonjakan kekerasan dan memperingatkan bahwa "terorisme tidak harus diizinkan untuk berhasil dalam mengurai jalan menuju demokrasi di Irak."

Karena Negara Islam Irak dan Mediterania (ISIL) mulai serangan yang spektakuler di Mosul Senin, gerilyawan telah merebut wilayah besar utara dan utara-tengah Irak, mendorong sebanyak setengah juta orang meninggalkan rumah mereka.

Cepatnya ISIL dan sekutunya mencapai kemajuan setelah mereka Selasa merebut Mosul - sebuah kota berpenduduk dua juta orang - telah mengirimkan dering lonceng alarm di ibu kota Barat.

Dujarric mengatakan lebih dari 2.500 keluarga yang mengungsi di dalam Mosul, sebagian besar tinggal di sekolah-sekolah dan masjid, dan diperkirakan 100.000 telah memasuki Arbil, ibu kota wilayah otonomi Kurdi di Irak utara.

Sementara itu Amerika Serikat Selasa menyatakan, kelompok garis keras yang baru-baru ini merebut kota terbesar kedua Irak berpotensi mengancam kestabilan seluruh kawasan Timur Tengah.

Washington juga menyampaikan keprihatinan mendalam atas situasi "yang sangat serius" di Irak.

"Sudah jelas bahwa ISIL bukan hanya ancaman bagi stabilitas Irak melainkan juga bagi seluruh kawasan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Jen Psaki dalam satu pernyataan resmi.


Penerjemah: Askan Krisna

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014