Surabaya (ANTARA News) - Pengasuh Pesantren An-Nur, Bululawang, Kabupaten Malang, KH Fathurrozi (Gus Fahrur), "membela" politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Fahri Hamzah terkait "kicauannya" di media sosial yang mengkritisi gagasan Capres Joko Widodo tentang Hari Santri Nasional.

"Itu tidak perlu dibesar-besarkan supaya situasi menjelang pemilihan Presiden menjadi kondusif. Kalangan santri jangan mudah diprovokasi dan diadu domba pihak-pihak tertentu yang punya kepentingan politik pragmatis," katanya per telepon, Kamis.

Gus Fahrur yang dikenal dekat dengan Gubernur Jatim Soekarwo itu berharap masalah itu bisa diselesaikan dengan baik, mengingat pelaksanaan pemilihan Presiden kurang beberapa hari lagi.

"Ide Hari Santri itu sebenarnya ide lama dan bukan ide orisinil dari Jokowi. Itu idenya Gus Thoriq, pimpinan Ponpes Babussalam Banjarejo, Kabupaten Malang," katanya.

Ia menjelaskan sejak lima tahun lalu, setiap tahun Ponpes Babussalam milik Gus Thoriq itu mengadakan peringatan Hari Santri pada 1 Muharam.

"Jadi, Hari Santri bukanlah sesuatu yang krusial dan nggak ada konteksnya dengan situasi," kata ulama yang juga Wakil Ketua Asosiasi Pesantren NU Indonesia (Rabithah Maahid Islamiyah Nahdlatul Ulama/RMI NU) itu.

Bahkan, keinginan menjadikan Tahun Baru Islam sebagai Hari Santri justru berpotensi mengecilkan nilai 1 Muharam itu sendiri, padahal kepentingan yang lebih besar harus diutamakan ketimbang kepentingan khusus yang eksklusif.

"Karena itu, ide Hari Santri itu jang direspons berlebihan, karena nggak ada konteksnya, kecuali Hari Pahlawan yang memang ada kaitan dengan pertempuran melawan penjajah pada 10 Nopember 1945 di Surabaya," katanya.

Pilpres 2014 yang berlangsung pada 9 Juli akan diikuti dua pasangan calon yakni Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

(KR-IDS/E011)

Pewarta: Indra Setiawan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014