Den Haag (ANTARA News) - Keputusan ganjil Louis van Gaal dalam mengganti penjaga gawangnya untuk adu tendangan penalti pada perempat final Piala Dunia Belanda melawan Kosta Rika dipuji media Belanda sebagai jitu.

Mengagetkan semua orang, kecuali staf pelatihnya dan sang kiper pengganti Tim Krul, van Gaal menarik kiper nomer satu Jasper Cillessen dan itu terbukti sebagai seruan inspiratif.

Tapi itu juga perjudian yang berani, karena Krul sendiri hanya menyelamatkan dua dari 20 tendangan penalti selama bersama klubnya Newcastle United.

Langkah terbarunya ini menandai perubahan besar pada van Gaal yang mulai terkanl pada 1990-an sebagai pelatih Ajax yang menjuarai Liga Champions 1995.

Dia mundur setelah kepelatihan pertamanya yang gagal di tim nasional, ketika mereka tidak lolos ke putara final Piala Dunia 2002, setelah dikritik keras media.

Memang tidak ada media Belanda kini yang sepakat dengan kata-kata dari mantan pemain timnas Belanda Frank dan Ronald de Boer bersaudara yang mencuit 'Louis van G(eni)aal' (Louis si Jenius).

Namun media Belanda tetal mengutarakan pujian.

"Dalam olah raga, pada tingkat paling tinggi, sukses bisa ditentukan marjin tertipis. Kadang itu dipetik dari keberuntungan, kadang dari indera keenam," tulis De Telegraaf.

Harian Belanda lainnya, Volkskrant, juga menumpahkan pepujian kepada pelatih berusia 62 tahun yang akan segera mundur dari timnas untuk mengambil alih raksasa Liga Utama Inggris Manchester United.

"Pergantian pemain itu jitu. Tim Krul menyelamatkan dua penalti," sebuah koran itu.  Sedangkan TV Belanda NOS juga menyampaikan komentar bernada kagum.

"Bertentangan dengan semua ekspektasi, Louis van Gaal mengganti Tim Krul untuk adu penalti. Tim Krul berubah menjadi pahlawan dengan menyelamatkan dua penalti."

Kendati harian Algemeen Dagblad menyebut pertandingan Belanda versus Kosta Rika itu sebagai thriller, NOS memilih menatap ke depan ke laga semifinal melawan dua kali juara dunia Argentina Kamis pagi WIB nanti.

"Itu akan menjadi yang kelima kalinya Belanda tampil di semifinal (menang tiga kali, kalah dua kali)," lapor NOS seperti dikutip AFP.




Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014