Jakarta (ANTARA News) - Berbagai perhiasan berbahan dasar batu alam dan mutiara banyak diminati oleh kaum wanita dalam Pameran Inacraft 2006 di Jakarta Convention Center (JCC). "Perhiasan berbahan dasar batu alam memang sedang menjadi tren dan digandrungi oleh ibu-ibu maupun remaja putri," kata Indah, pemilik salah satu stan perhiasan yang turut meramaikan Inacraft 2006. Dia mengatakan perhiasan yang dibuat dari berbagaimacam batu alam seperti giok, jade, dan rubi ditawarkan dengan harga yang cukup beragam mulai dari puluhan ribu rupiah hingga jutaan rupiah. Warna batu alam yang beranekaragam seperti merah, hijau, coklat, dan biru terang menjadi salah satu daya tarik perhiasan ini. "Kebanyakan ibu-ibu senang mengkoleksi berbagaimacam warna untuk diserasikan dengan pakaian mereka," ujar dia. Perhiasan yang dihasilkan mulai dari kalung, anting, giwang, gelang, cincin, hingga bros. Namun, kalung menjadi pilihan yang disukai sebagai tambahan aksesoris untuk mempercantik penampilan. Modelnya sangat beragam dari yang biasa hingga choker, ujar dia. Sementara itu, Yadi, pembuat dan designer perhiasan mutiara mengatakan, perhiasan mutiara lebih disukai warga asing. Sampai saat ini, hanya ibu-ibu yang menyukai perhiasan dari mutiara. Sedangkan masih sedikit remaja putri yang menyukai mutiara karena mutiara terkesan kuno. "Mutiara itu sebenarnya klasik. Tidak lekang oleh waktu," katanya. Untuk menghilangkan kesan kuno, perlu diciptakan design-design baru yang tidak ketinggalan jaman. Terkadang mutiara yang klasik dikombinasikan dengan batu alam, sehingga menciptakan kesan etnik yang klasik, ujar dia. Diah (48), salah seorang pengunjung pameran mengatakan, senang mengkoleksi perhiasan dari batu alam karena terkesan etnik. "Saya yakin tren akan terus berputar karena itu saya tidak pernah ragu mengkoleksi perhiasan dari batu-batuan, termasuk mutiara," katanya. Dia mengatakan senang mempadupadankan busana yang dikenakan dengan perhiasannya, terutama perhiasan dari batu alam yang warnanya cerah.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006