Jakarta (ANTARA News) - Para calon penumpang kapal laut di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, terpaksa harus saling berdesakan dan berebut saat memasuki kapal akibat pihak penyedia jasa angkutan laut tidak memberikan nomor bangku di setiap tiket yang dijualnya pada saat arus mudik lebaran 2006. "Kalau tidak berebut masuk ke kapal, pasti saya tidak akan dapat tempat duduk yang nyaman selama perjalanan," kata seorang calon penumpang KM Munic tujuan Pontianak, Kalimantan Barat, Junaidi (25), di Jakarta, Sabtu. Dia mengatakan, selama dua tahun pengalamannya mudik menggunakan kapal laut, fenomena saling berdesakan antara sesama calon penumpang sudah menjadi pemandangan setiap tahunnya. "Kalau lebaran seperti ini rebutan tempat duduk sudah menjadi bagian dari mudik, siapa yang cepat dia yang dapat," kata Junaidi saat bersiap-siap untuk naik ke Kapal Munic sambil menggendong tasnya. Hal yang sama dilakukan oleh Aryo, calon penumpang KM Srikandi tujuan Pangkal Balam, Bangka Belitung, kalau aksi saling berdesakan untuk merebut tempat yang nyaman saat memasuki kapal sudah menjadi keharusan baginya. "Kalau saja pihak kapal mau membuatkan nomor tempat duduk di masing-masing tiket, pasti aksi berdesakan tidak akan pernah terjadi," katanya. Dia mengatakan, walaupun kelas yang dinaikinya hanya ekonomi, namun hal itu bukan menjadi alasan untuk membuat kenyamanan para calon penumpang berkurang dalam perjalanannya. "Kami ini kan bukan penumpang gelap. Kami ini membeli tiket sesuai harga yang ditentukan untuk bisa pulang ke kampung halaman. Jadi seharusnya kenyamanan penumpang harus tetap dijaga oleh pihak kapal laut," keluhnya. Sementara itu, Asisten Manajer Terminal Penumpang PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II Cabang Tanjung Priok, Cholid Fathoni, mengatakan sebenarnya aksi saling berdesakan dan berebut tempat duduk antara sesama calon penumpang tidak perlu terjadi bila pihak penyedia jasa angkutan kapal laut memberikan nomor tempat duduk di setiap tiket yang dijualnya. "Seharusnya pihak penyedia jasa angkutan kapal laut berinovasi sedikit sehingga aksi berdesakan saat masuk ke kapal tidak perlu terjadi," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006