Merak (ANTARA News) - Asril (75), warga Kampung Cibadak, Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak, Banten, hampir satu bulan lamanya terlantar dan terlunta-lunta di Pelabuhan Merak, Cilegon, karena tidak punya uang untuk mudik lebaran ke tanah kelahirannya, Medan (Sumatera Utara). "Saya mau pulang ke Medan Bang, tapi tidak punya ongkos, ya... beginilah sudah 26 hari disini, saya coba jadi calo menjual kerupuk kemplang," kata Asril dengan logat bataknya ketika ditemui di Pelabuhan Merak, Cilegon, Banten, Senin. Bapak yang sudah berumur tua dan mengaku veteran pejuang ini mengaku tinggal di Lebak bersama Sumarni, isterinya, namun ia berniat sendirian pulang ke kampung halamannya di Jalan Brigjen Katamso, Lorong dua, Pantai Burung, Kota Medan, tetapi sayang uang yang dimiliki dari BLT PKPS BBM sebesar Rp300.000 yang diletakkan dalam kantong celana lenyap. "Akhirnya saya terlunta-lunta di pelabuhan ini, dan untuk menyambung hidup sekaligus mengumpulkan uang untuk ongkos pulang, saya jual kerupuk kemplang dengan mengambil keuntungan dari orang lain sebesar Rp1000 s/d Rp2000 per kantongnya. Namun demikian, sampai saat ini belum juga bisa mengumpulkan uang untuk ongkos ke Medan, karena keuntungan dari menjual kerupuk hanya mencukupi untuk kebutuhan makan saja, sedangkan ongkos ke Medan mencapai Rp 400.000. "Saya pernah dikasih surat jalan sama petugas disini, namun karena tidak punya uang, sehingga ketika berada di Lampung saya disuruh turun dari bus, hingga saya kembali lagi ke Merak," tuturnya. Menurut bapak dari empat orang anak dan delapan cucu ini, ia sebenarnya sejak umur 16 tahun telah bergabung dengan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) pada bagian perbekalan, dan terakhir tugasnya di Batalyon 313 Tasikmalaya. Dikatakannya, uang pensiun dari veteran tersebut biasa diambilnya dikantor pos Rangkas Bitung, namun karena ia hendak pindah ke Medan, sehingga uang pensiunnya telah dialihkan ke kantor pos Medan.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006