Nairobi (ANTARA News) - Proses perekrutan 27 wasit Kenya untuk mendapat pengakuan sebagai wasit Federasi Asosiasi Sepakbola Internasional (FIFA) penuh dengan suap dan korupsi, kata pejabat perwasitan negeri itu.
Kritik dari Sekretaris Jenderal Asosiasi Wasit Sepakbola Kenya, G.T.M. Ottieno, itu muncul setelah FIFA menskors negara Afrika timur tersebut untuk waktu tidak ditentukan dari kompetisi internasional, karena tidak mematuhi kesepakatan.
Ottieno, mantan wasit FIFA, mengatakan bahwa para wasit yang ingin masuk sebagai calon dalam daftar yang akan diarahkan Federasi Sepakbola Kenya kepada FIFA diminta untuk membayar, agar mendapat tempat.
"Pelatihan dipenuhi suap, nepotisme dan perjanjian di bawah tangan lainnya, serta FIFA harus menolak daftar 27 wasit yang dikirimkan kepada mereka, selain itu untuk sementara harus menggunakan daftar yang lama," kata Ottieno dalam suratnya kepada FIFA, Asosiasi Sepakbola Afrika (CAF) dan Asosiasi Sepakbola Kenya (KFF).
Dia mengatakan, dua wasit melapor kepadanya bahwa mereka menolak membayar, dan akibatnya tidak tercantum dalam daftar tersebut.
"Agen rekrutmen meminta uang sebesar 834,5 dolar agar namanya dimasukkan dalam daftar. Mereka diminta membayar biara registrasi untuk pelatihan yang didanai FIFA itu," kata Ottieno.
Ia menimpali, "Beberapa wasit dipilih karena ikatan kekerabatan. Ini salah karena kita akan mendapat yang tidak kompeten. Itu sebabnya wasit Kenya tidak pernah ditugasi pada turnamen dunia dan kontinental."
Ketua KFF Alfred Sambu, membantah tuduhan seperti itu.
"Ini rekrutmen wasit paling terbuka yang dilaksanakan baru-baru ini," katanya.
Jerome Champagne, Ketua Delegasi FIFA untuk urusan khusus mengatakan, sadar atas masalah itu.
"Saya benar-benar sadar mengenai skandal (wasit) itu, tapi saya tidak akan berkomentar," katanya kepada Reuters melalui telepon dari Zurich, Swiss.
Cabang olahraga paling populer di Kenya itu, kacau dengan dua organisasi yang saling bermusuhan menguasai liga utama yang sama. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006