karena adanya penertiban, pedagang makanan tersebut tidak berjualan lagi.
Banda Aceh (ANTARA News) - Jamaah calon haji yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) satu asal Embarkasi Banda Aceh, Provinsi Aceh, dilaporkan kesulitan mendapatkan makanan di Mekkah.

"Laporan petugas dari Mekkah, jamaah calon haji dari kloter satu kesulitan mendapatkan makanan," kata H Akhyar, Humas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Banda Aceh, di Banda Aceh, Kamis.

Calon haji kloter satu Embarkasi Banda Aceh sebanyak 440 orang. Mereka berasal dari Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh Besar, dan Kabupaten Aceh Timur. Mereka diberangkatkan pada 19 September 2014.

Menurut H Akhyar, jamaah calon haji kloter satu kesulitan makanan karena tidak ada penjual makanan di sekitar maktab yang mereka tempati. Apalagi, maktab mereka jauh dari Masjidil Haram.

"Sebelumnya banyak pedagang makanan asal Indonesia berjualan di pinggir jalan di sekitar maktab atau penginapan jamaah calon haji kloter satu. Namun, karena adanya penertiban, pedagang makanan tersebut tidak berjualan lagi," katanya.

Masalah tersebut, kata dia, sudah disampaikan kepada penyelenggara ibadah haji di Tanah Suci, Mekkah. Dan diharapkan kesulitan ini bisa teratasi, sehingga jamaah bisa menunaikan ibadah hajinya.

Menyangkut kondisi keseluruhan jamaah calon haji asal Aceh, H Akhyar menyebutkan semuanya dalam kondisi sehat. Hingga saat ini sudah 2.194 calon haji asal Aceh sudah berada di Tanah Suci, Mekkah.

"Dari 3.140 calon haji Aceh, 2.194 antaranya sudah berada di Tanah Suci. Mereka tergabung dalam kloter satu hingga lima dari tujuh kloter penuh dan satu kloter gabungan," ungkap H Akhyar.

Ia menyebutkan dari seluruh jamaah calon haji asal Aceh yang berada di Mekkah, dua di antaranya meninggal dunia di Tanah Suci. Sedang seorang lagi meninggal sebelum diberangkatkan.

"Kalau mengharapkan petugas haji di Tanah Suci, Mekkah, terus melaporkan kondisi terkini jamaah calon haji asal Aceh, sehingga keluarga di Tanah Air mengetahui kabar mereka," kata H Akhyar.

(KR.HSA)

Pewarta: M Haris SA
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014