Jakarta (ANTARA News) - Pemasaran dan pengembangan sayur organik lokal terkendala oleh pasokan air yang minim akibat musim kemarau dan cukup tingginya modal tanam dibandingkan dengan menggunakan pupuk kimia, demikian Lembaga Bina Desa.

Lembaga Bina Desa kesulitan memasarkan sayur mayur organik lokal karena produksi sayur petani yang terbatas seiring minat petani mengembangkan usaha pertanian tersebut berkurang.

"Saat ini, hasil sayur petani seperti cabai, kentang, kol, terong, tomat, bawang merah dan sayuran organik lainnya masih berkurang, karena minat petani mengembangkan sayuran organik kurang karena biaya tanam cukup tinggi dibandingkan menggunakan pupuk buatan," kata Kepala Bidang Kelembagaan Bina Desa, Naning Baeti di Jakarta, Rabu.

Selain itu, produksi sayur mayur organik ini berkurang karena cuaca panas selama musim kemarau yang menyebabkan petani kesulitan mendapatkan air untuk menyirami tanaman sayur.

"Kami hanya memasarkan hasil pertanian organik, karena lebih menyehatkan masyarakat dibanding menggunakan pupuk pertisida," ujarnya.

Ia menjelaskan, saat ini, produksi sayur petani hanya cukup untuk dikonsumsi sendiri dan pasar tradisional di daerah asal sayur tersebut.

"Saat ini, kami hanya memasarkan beras petani karena produksi yang memadai untuk memenuhi permintaan pasar tradisional, moderen dan rekanan kerja," ujarnya.

Untuk meningkatkan produksi sayur mayur organik ini, kata dia, pihaknya terus meningkatkan pemahaman petani untuk menggunakan pupuk kompos, karena sayur yang dihasil lebih sehat, biaya pengelolaan lebih murah dibanding menggunakan pupuk buatan yang tinggi.

"Selama ini, petani menilai modal tanam menggunakan pupuk organik cukup tinggi dibandingkan menggunakan pupuk kimia," ujarnya.

Menurut dia, menggunakan pupuk organik lebih murah dan produksi sayuran lebih banyak dibanding menggunakan pupuk kimia. Selain itu, pupuk organik ini juga sangat baik untuk kesuburan tanah pertanian, sehingga mengurangi biaya pengelolaan petani dalam menyuburkan lahan pertaniannya.

"Kami terus mendorong petani, agar mereka beralih menggunakan pupuk organik, sehingga mereka mudah meningkatkan hasil sayur mayur dan kesejahteraan keluarganya," ujarnya.

Pewarta: Aprionis
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2014