Magelang (ANTARA News) - Satuan 81 Penanggulangan Teror (Gultor) Komando Pasukan Khusus (Kopassus) akan diterjunkan untuk mengamankan kedatangan George W Bush ke Indonesia pada pertengahan November 2006. "Beberapa pasukan khusus itu, akan difokukan pada tempat-tempat yang akan dilalui dan disinggahi Bush, seperti di Bandara Halim Perdanakusuma dan Istana Bogor," kata Komandan Jenderal Kopassus Mayjen Rasyid QA, ketika dikonfirmasi ANTARA, di sela-sela kunjungan kerja Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal Djoko Santoso di Magelang, Jawa Tengah, Jumat. Ia mengatakan, tugas dan peran Sat-81 Gultor Kopassus tersebut disesuaikan dengan tingkat ancaman yang akan dihadapi selama kunjungan beberapa jam Bush ke Indonesia. "Apalagi, kedatangan Bush ini ditengarai akan memunculkan sejumlah aksi demonstrasi dari kelompok radikal," kata Rasyid. Ia menambahkan, keamanan selama kunjungan Bush ke Indonesia merupakan hal penting pula bagi Indonesia. "Jangan sampai, selama kunjungannya di Indonesia terjadi hal yang tidak diinginkan dan merugikan Indonesia sendiri," ujar Rasyid. Pada kesempatan berbeda, Menteri Luar Negeri Hassan N Wirajuda menyesalkan perdebatan tentang pengamanan kunjungan Presiden AS George W. Bush ke Bogor setelah menghadiri pertemuan forum Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Vietnam pada 20 November. "Saya menyesalkan perdebatan mengenai masalah pengamanan...padahal dalam hal mengamankan tamu negara, semua normal dan dilakukan berdasarkan konsultasi dua negara," kata Menlu Hassan. Mengenai sejumlah aksi unjuk rasa menentang kunjungan Bush, Menlu mengatakan perbedaan pendapat dalam negara demokrasi adalah wajar. "Saya paham pro-kontra kunjungan Presiden Bush ke Indonesia dan ke negara-negara lain. Tapi, mari kita lihat kunjungan itu sebagai kunjungan tamu negara sama seperti yang lain. Saya kira yang menolak sah-sah saja sepanjang tidak memaksakan kehendaknya, yang menyetujui juga harus memaklumi," ujarnya. Menlu menambahkan, kunjungan Presiden AS ke Indonesia, 20 November mendatang, merupakan rangkaian kunjungannya ke kawasan Asia Tenggara. Bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Bush akan membahas hal-hal yang berkaitan dengan `soft power`. "Pertemuan akan mendorong kerja sama bilateral Indonesia dan AS lebih luas, terutama di bidang yang berkaitan dengan kesejahteraan rakyat, misalnya upaya pencapaian Millenium Development Goals berupa pengurangan kemiskinan, pelayanan kesehatan, dan pendidikan. Dengan kata lain, hal-hal yang berkaitan dengan `soft power," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006