Jakarta (ANTARA News) - KN Purworejo dari Badan SAR Nasional (Basarnas) berangkat dari Pelabuhan Panglima Utar Kumai, Kalimantan Tengah, untuk memulai pencarian korban kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501.

KN Purworejo berangkat pada Sabtu sekitar pukul 08.15 WIB membawa sejumlah tim gabungan pencarian dan penyelamatan bersama wartawan. Pantauan Antara di Pelabuhan Panglima Utar, kondisi cuaca berawan.

Sementara itu, hingga hari keenam sudah ada 30 jenazah korban ditemukan dan 22 di antaranya sudah dievakuasi ke darat, sedangkan delapan lainnya masih di KRI Bung Tomo.

Alat-alat untuk mendeteksi sinyal kotak hitam pesawat QZ8501 milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) juga sudah berada di laut, diangkut menggunakan kapal Baruna Jaya pada Jumat (2/1).

Bantuan pencarian dari beberapa negara juga telah datang seperti Singapura yang membawa peralatan untuk mencari sinyal kotak hitam pesawat. Kotak hitam yang berisi rekaman data-data penerbangan diharapkan bisa mengungkap kejadian dan penyebab jatuhnya pesawat QZ8501.

Tim dari Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) harus berkejaran dengan waktu karena kotak hitam hanya memancarkan sinyal selama 30 hari sejak kecelakaan.

Pesawat AirAsia Indonesia QZ8501 rute Surabaya--Singapura dilaporkan hilang kontak dari pusat pengendali lalu lintas udara pada Minggu (28/12).

Pesawat QZ8501 berjenis Airbus A320-200 dengan registrasi PK-AXC membawa 155 penumpang terdiri dari 137 orang dewasa, 17 anak-anak, dan satu bayi. Selain itu, juga terdapat dua pilot, empat awak kabin dan satu teknisi.

Tim gabungan pencarian dan penyelamatan mulai mendapatkan titik terang setelah menemukan serpihan pesawat dan jenazah sejak Selasa (31/12). Badan SAR Nasional telah mengonfirmasi bahwa yang ditemukan adalah serpihan pesawat AirAsia dan jenazah penumpangnya.

(D018)




Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2015