Jakarta (ANTARA News) - Psikolog Vera Itabiliana Hadiwidjojo mengingatkan orangtua untuk tidak marah bila anak mulai bertanya seputar seks dan pubertas.

"Jangan marah bila anak bertanya kita harus menjawabnya," kata dia di Sentul, Sabtu.

Reaksi yang kurang tepat dari orangtua saat anak mengutarakan keingintahuannya seputar seks justru dapat berdampak buruk, seperti menambah kebingungan anak, membuat rasa ingin tahu semakin besar, membuat anak mencari tahu dari tempat lain dan membuat mereka memiliki persepsi yang salah.

"Orangtua harus jadi teman bicara yang enak," kata dia.

Vera mengungkapkan tips komunikasi yang baik agar orangtua dapat mendiskusikan perihal seks dan pubertas kepada anak adalah dengan menjadi pendengar aktif.

Saat anak bercerita, orangtua tidak boleh langsung menilai dan memojokkan anak melainkan mendengar keseluruhan cerita.

"Misalnya anak cerita dia baru 'ditembak', lalu orangtua bilang 'kamu enggak boleh pacaran!'. Kalau begitu nanti anak tidak akan cerita lagi," jelas dia.

Kemudian, orangtua sebaiknya berdiskusi dalam suasana santai kepada anak untuk memberi pemahaman tentang seks dan pubertas.

Bahasa yang digunakan pun sebaiknya sederhana dengan istilah yang benar.  Orangtua pun harus memberi jawaban secukupnya, tidak lebih atau kurang.

Dia mengatakan orangtua harus memiliki waktu tersendiri untuk berkomunikasi dengan anak tentang kehidupan sehari-hari dan permasalahan yang dialami anak.

"Orangtua harus pertama tahu apa yang terjadi sama anak," kata dia.

Selain itu, diskusi dapat dilakukan oleh kedua orangtua, tidak dibatasi jenis kelamin.

"Ayah bisa menjelaskan tentang menstruasi, ibu juga boleh menjawab tentang mimpi basah. Walau setelah itu soal menstruasi sebaiknya diperjelas oleh ibu dan mimpi basah oleh ayah," ujar dia.




Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015