Properti berupa seragam saja belum cukup, kita harus menggunakan data primer seperti DNA, gigi atau sidik jari
Surabaya (ANTARA News) - Tim Disaster Victim Identification (DVI) Rumah Sakit Bhayangkara, Polda Jatim, Surabaya masih melakukan identifikasi jenazah yang diduga sebagai pilot/kopilot pesawat AirAsia QZ 8501.

Kepala Tim DVI Polda Jatim, Kombespol Budiyono, di Surabaya, Senin mengatakan, dugaan jenazah pilot atau kopilot itu diketahui dari seragam yang masih menempel di tubuh jenazah saat dikirim ke RS Bhayangkara pada Minggu (8/2).

Sebelumnya, RS Bhayangkara Polda Jatim menerima tambahan 7 jenazah yang ditemukan tim SAR, dan salah satunya masih memakai seragam pilot pesawat komersial pesawat AirAsia.

"Salah satu jenazah yang menggunakan properti seragam AirAsia memang mengarah ke sana (pilot atau kopilot), tapi tim kami masih mendalami, sebab dari tanda garis pangkatnya memang tiga (bar), namun kami tidak bisa memastikan apa itu artinya," ucapnya di Mapolda Jatim.

Untuk memastikan jenazah, Budiyono mengaku Tim DVI membutuhkan lebih dari satu bukti sekunder, dan tidak cukup hanya melalui baju atau seragam yang dipakai jenazah, sebab hasil identifikasi harus dipertanggungjawabkan  secara hukum dan ilmiah.

"Properti berupa seragam saja belum cukup, kita harus menggunakan data primer seperti DNA, gigi atau sidik jari," tegasnya.

Staf Bagian Keselamatan dan Keamanan AirAsia, Dono Sukoco mengatakan, dari tanda pangkat memang tidak membantah dugaan awal jenazah itu adalah kopilot Remi Emanuel Plesel.

Namun demikian, diperlukan data tambahan atau lebih lanjut untuk memastikan jenazah itu adalah kopilot yang dimaksud.

Sementara itu, hingga memasuki hari ke-44 proses identifikasi jenazah AirAsia QZ 8501, tim DVI Polda Jatim telah berhasil mengidentifikasi 73 dari 101 jenazah dan potongan tubuh yang ditemukan tim SAR.

Pewarta: Abdul Malik Ibrahim
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015