Jakarta (ANTARA News) - Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Marwan Jafar mengatakan kementeriannya akan mengupayakan agar desa bisa mandiri energi dan tidak tergantung pada Perusahaan Listrik Negara (PLN).

"Bagaimana desa mau berkembang, pelayanan sosialnya berjalan, kegiatan ekonominya maju, masyarakatnya sejahtera, jika kebutuhan energi listriknya saja tidak terpenuhi dengan baik?" kata Marwan mempertanyakan di Jakarta, Minggu.

Dia menambahkan akan mengupayakann solusi terhadap masalah ini, diantaranya melalui pengembangan desa mandiri energi di desa-desa yang sulit dijangkau PLN.

Seperti desa-desa tertinggal, terpencil dan di perbatasan, yang jumlahnya 10.000 desa atau 13 persen dari seluruh desa di Tanah Air.

Pengembangan desa mandiri energi dilakukan dengan memanfaatkan potensi sumber daya yang ada di desa secara maksimal dalam memenuhi kebutuhan energi listriknya sendiri, sekaligus menghilangkan ketergantungan terhadap pasokan energi listrik dari luar.

"Kami akan dorong setiap desa memiliki kemampuan untuk memenuhi sendiri lebih dari 60 persen kebutuhan energi listriknya dan bahan bakarnya, dari energi terbarukan yang dihasilkan melalui
pendayagunaan sumber daya yang dimiliki desa," ungkap Menteri Marwan.

Menurut dia desa memiliki banyak sumber daya yang dapat menghasilkan energi listrik, baik dari sumber pertanian yang bisa menghasilkan biofuel dan agrofuel, maupun dari sumber non pertanian seperti
penggunaan mikrohidro, tenaga surya dan biogas.

Marwan menambahkan. Untuk mewujudkan desa mandiri energi diperlukan dana yang tidak sedikit, tidak cukup jika hanya mengandalkan sumber pendanaan dari pemerintah. Diperlukan keikutsertaan kalangan swasta termasuk dunia usaha, di antaranya melaui program "Corporate Social Responsibilty" (CSR).


Pewarta: Indriani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015