Jakarta (ANTARA News) - Bukan dinding batunya atau pendaran cahaya lampunya yang membuat perhatian Mantan Menteri Agama Tarmizi Taher ini terfokus setiap kali bisa memasuki Ka'bah. "Ada ceret di sana, entah untuk apa, mungkin juga untuk membersihkan ruangan dalam Ka`bah," kata Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) periode 2006-2010 itu mencoba menebak-nebak ihwal keberadaan ceret tersebut dalam Baitullah. Menurut Tarmizi yang sudah 13 kali mendapat kesempatan memasuki Ka`bah, dinding dalam Ka`bah, atap, lantai serta dua tiangnya biasa saja seperti dinding batu lainnya. Setiap kali masuk bangunan berbentuk kubus itu, urai Amirul Haj 2006 yang bakal bertolak pada 20 Desember ke tanah suci dan pulang pada 6 Januari 2007 itu, ia menunaikan shalat dua rakaat sebanyak empat kali, masing-masing dua rakaat shalat menghadap ke arah dinding yang berbeda. Tarmizi merasa sangat beruntung bisa memasuki Ka'bah berulang kali, hal itu karena selama lima tahun dirinya menjadi Menag, sering mendampingi mantan Presiden Suharto atau mantan Presiden Habibie menjadi tamu Kerajaan Arab Saudi. Selain itu, jika dirinya sedang berada di tanah suci selalu dihubungi jika pintu Ka`bah sedang dibuka untuk menyambut tamu. Ia mengakui bagi umat Islam memasuki Ka`bah mungkin merupakan impian yang tak kan terwujud jika bukan tamu negara Kerajaan Arab Saudi, bahkan menyentuh dinding luar Ka`bah saat melakukan thawaf di tengah ratusan ribu manusia saja sangat sulit. Sebagian jemaah haji yang kebetulan berada di Masjidil Haram ketika dilakukan penggulungan kiswah serta pencucian Ka`bah mungkin beruntung bisa melongok menatapi dengan takjub ruangan dalam Ka`bah yang syahdu dari kejauhan melalui pintu Ka`bah yang dibuka. Namun tentu tak seberuntung segelintir orang yang bisa memasukinya. "Saya memang sangat beruntung, Ka`bah itu tempat ibadah pertama di bumi, dibangun sejak Nabi Ibrahim," katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2006