Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi VII DPR, Dito Ganinduto, meminta PT Pertamina (Persero) menguasai pengelolaan Blok Mahakam, Kaltim pascahabis kontrak dengan Total E&P Indonesie pada 2017 sebesar 90 persen.

"Sisanya sebesar 10 persen diberikan ke BUMD Kaltim," kata dia, di Jakarta, Jumat.

Sementara, lanjut anggota dewan dari Fraksi Partai Golkar itu , jika ingin mengikutsertakan Total, maka maksimal kepesertaan perusahaan migas asal Prancis tersebut sebesar 10 persen.

Dengan demikian, komposisi hak partisipasi Blok Mahakam pasca-2017 adalah Pertamina 80 persen, Total 10 persen, dan BUMD Kaltim 10 persen.

"Dua opsi itu menurut saya paling ideal. Pertama, Pertamina kuasai 90 persen dan kalau Total mau masuk, Pertamina 80 persen," katanya.

Namun, ia mengatakan, keikutsertaan Total kembali tersebut dengan skema pertukaran (swap) yakni Pertamina mendapat hak pengelolaan blok milik Total di luar Indonesia dengan porsi sepadan.

"Skema swap itu memberikan kesempatan bagi Pertamina bermain di pasar global, sehingga bisa menjadi kebanggaan nasional," katanya.

Keikutsertaan Total itu, lanjutnya, juga bisa menjaga kelangsungan produksi Mahakam saat masa transisi peralihan ke Pertamina.

Dia juga mengatakan, pemerintah jangan mengulangi kesalahan saat menetapkan kelanjutan pengelolaan Blok Cepu dalam memutuskan Mahakam.

Saat itu, Pertamina dianggap belum siap, sehingga pengelolaan Cepu diberikan ke ExxonMobil.

"Tapi, sampai sekarang, proyek Cepu juga molor-molor terus dan belum berproduksi," kata Dito.

Menurut dia, Pertamina sudah memiliki kesiapan teknologi dan pendanaan untuk mengelola Mahakam.

Sumber daya manusia Total yang kini bekerja di Mahakam, tambahnya, juga bisa secara langsung beralih ke Pertamina, sehingga tidak terdapat kendala dalam operasional pasca-2017.

"Seperti halnya Blok ONJW, SDM-nya langsung beralih ke Pertamina dan kini produksinya meningkat," ujarnya.

Ia juga mengatakan, penguasaan Mahakam oleh Pertamina, akan meningkatkan porsi perusahaan nasional dalam industri hulu migas.

"Saat ini, produksi minyak Pertamina hanya sekitar 25 persen. Idealnya, pengusaaan Pertamina di atas 60 persen seperti perusahaan nasional di negara lain," katanya.

Total sebagai operator Mahakam, kini menguasai 50 persen hak partisipasi.

Sementara, sisanya dimiliki Inpex Corporation asal Jepang. Kontrak kerja sama Mahakam dengan Total akan berakhir pada 2017 setelah berjalan 50 tahun. 

Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015