Analis PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong di Jakarta, Jumat mengatakan meningkatnya cadangan devisa Indonesia periode Februari 2015 menjadi salah satu penopang mata uang rupiah terhadap dolar AS.
Dalam data Bank Indonesia, tercatat posisi cadangan devisa Indonesia per Februari 2015 sebesar 115,5 miliar dolar AS atau setara dengan Rp1.501,5 triliun (kurs Rp13.000 per dolar AS), meningkat 1,3 miliar dolar AS atau Rp169 triliun dari posisi akhir Januari 2015 sebesar 114,2 miliar atau Rp1.484,6 triliun.
"Meningkatnya cadangan devisa itu menunjukan ekonomi Indonesia masih kuat di tengah perlambatan global, cadangan devisa mampu menjaga pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan," katanya.
Selain itu, menurut dia, Bank Indonesia yang juga melakukan intervensi di pasar valas domestik untuk menenangkan pasar keuangan di dalam negeri menambah kekuatan bagi mata uang domestik berada di area positif.
Kendati demikian, Lukman Leong mengatakan bahwa faktor kenaikan suku bunga AS (fed fund rate) masih membayangi laju rupiah. Sentimen selanjutnya, pelaku pasar menanti rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada pekan depan.
"Diperkirakan fed fund rate akan dinaikan pada pertengahan tahun ini, the Fed sempat mensinyalkan untuk menaikan suku bunganya pada pertengahan tahun ini," ucapnya.
Sementara, Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan bahwa dolar AS memangkas penguatannya terhadap mata uang rupiah setelah data menunjukkan klaim pengangguran Amerika Serikat naik, serta pesanan pabrik yang turun.
Ia mengemukakan bahwa Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan jumlah warga AS yang mengajukan klaim pengangguran naik 7.000 menjadi 320.000 pada pekan yang berakhir 28 Februari. Jumlah klaim tersebut juga merupakan yang tertinggi sejak bulan Mei tahun lalu. Sedangkan pesanan pabrik Januari mencatat penurunan 0,2 persen.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Jumat (6/3) ini tercatat mata uang rupiah bergerak menguat menjadi Rp13.983 dibandingkan hari sebelumnya, Kamis (5/3) di posisi Rp13.022 per dolar AS.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015