Jakarta (ANTARA News) - Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin dibuka melemah 30,92 poin atau 0,56 persen menjadi 5.483,85.

Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 nilainya turun 7,81 poin (0,81 persen) menjadi 952,96.

"Mayoritas bursa saham Asia yang melemah, nilai tukar rupiah yang terdepresiasi serta mulai berkurangnya transaksi investor asing di pasar saham domestik menjadi salah satu pendorong IHSG mengalami tekanan," kata Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada.

Menurut dia, ekspektasi terhadap kenaikan suku bunga Amerika Serikat (Fed fund rate) menghalangi laju kenaikan mayoritas bursa saham di Asia termasuk IHSG BEI.

"Munculnya spekulasi di pasar bahwa bank sentral AS akan menaikan Fed fund rate lebih cepat dari perkiraan setelah dirilisnya kenaikan government payrolls dan non-farm payrolls, serta turunnya angka pengangguran, menjadi penahan laju bursa saham," katanya.

Dari dalam negeri, ia menjelaskan, tren nilai tukar rupiah yang cenderung melemah menambah kekhawatiran investor terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia selanjutnya.

Kepala Riset Valbury Asia Securities Alfiansyah menambahkan depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan mempengaruhi peningkatan inflasi serta defisit transaksi perdagangan.

"Meski kami mengharapkan masih ada peluang bagi IHSG untuk bertahan di area positif, namun juga perlu untuk mewaspadai aksi profit taking pasca IHSG menyentuh level tertinggi akhir pekan lalu," kata Reza.

Alviansyah merekomendasikan saham-saham terkait sektor infrastruktur seperti industri konstruksi dan pendukungnya karena memperkirakan kinerja perusahaan sektor itu akan baik jika proyek infrastruktur berjalan sesuai target.

Di bursa regional, indeks Hang Seng melemah 186,82 poin (0,77 persen) ke 23.977,18; indeks Bursa Nikkei turun 82148,23 poin (0,78 persen) ke 18.822,64; dan Straits Times melemah 29,98 poin (0,88 persen) ke posisi 3.387,5.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015