Bandarlampung (ANTARA News) - Kredit macet perbankan nasional cenderung terus mengalami penurunan, saat ini berada pada kisaran 8-8,5 persen, dibandingkan saat krisis moneter beberapa tahun lalu masih mencapai hingga 54 persen.
"Sekarang ini, menurut catatan Bank Indonesia kredit macet yang cukup besar terjadi lebih banyak merupakan kredit bermasalah lama yang juga belum ada penuntasannya," kata Staf BI Pusat, Mulyaman Hadad di Bandarlampung akhir pekan ini.
Menurut M Hadad, kredit macet itu pun lebih banyak berada pada beberapa bank tertentu dan secara umum perkembangan penyelesaian kredit para nasabah perbankan nasional menjadi semakin baik.
Namun begitu, dia mengingatkan, angka kredit macet yang telah turun hanya menjadi 8-8,5 persen itu pun, dibandingkan dengan rata-rata kredit macet perbankan di negara Asia, masih tergolong besar sehingga masih perlu diupayakan turun lebih
kecil lagi.
"Pokoknya perlu berbagai upaya para bankir di perbankan nasional untuk menekan sekecil mungkin angka kredit bermasalah itu," kata Hadad pula.
Dia mengungkapkan pula, perkembangan membaiknya kondisi penyaluran dan peningkatan nominal kredit perbankan nasional yang kini bertumbuh sampai 18 persen, padahal sebelumnya berada pada kisaran 13 persen saja.
Peningkatan juga nampak dari perkembangan aset perbankan nasional, pertumbuhan daya serap dana masyarakat yang telah mendekati Rp800 triliun pada tahun 2006 dan perbaikan kinerja perbankan umumnya.
Namun masyarakat masih mempertanyakan, kenapa perbankan nasional tidak menyalurkan keseluruhan Rp105 triliun dana yang berhasil diserap, mengingat hanya Rp66 triliun yang dapat disalurkan kembali.
"Kemana dana yang lain dari masyarakat itu, kenapa perbankan kita tidak menyalurkannya," tanya Hadad pula.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006