Jakarta (ANTARA News) - Seorang korban luka akibat ledakan di Tanah Abang, diyakini Suro (50 tahun), dioperasi sedikitnya selama empat jam di Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta, Kamis.

Berdasarkan pantauan, korban mulai dibawa dari ICU ke ruang operasi sekitar pukul 11.30 WIB dan baru keluar di bawah kawalan ketat polisi dan petugas kesehatan sekitar pukul 16.00 WIB.

Setelah selesai operasi, korban langsung dipindahkan kembali ke ruang ICU untuk mendapatkan perawatan lanjutan.

Belum ada keterangan lebih lanjut mengenai kondisi terkini korban pasca operasi. Saat proses pemindahan ke ruang ICU, terlihat beberapa kasa dan perban menutupi wajah korban.

Kamis siang, pihak rumah sakit mengatakan dari empat korban, dua orang dirawat di ICU, yakni A (51 tahun) dan S (50), sementara yang dirawat di ruangan biasa adalah F (31) dan A (66).

"Saat ini di Rumah Sakit Polri dirawat empat korban ledakan Tanah Abang, dua korban (dirawat) di ruang perawatan biasa dan dua korban lainnya di ruang perawatan ICU," ujar Kepala Bagian Pelayanan Medik dan Pelayanan RS Polri Kombes Pol Yayok Witarto.

Menurut pihak rumah sakit saat itu, S (50) terluka di daerah wajah, yakni pada daerah mata, serta luka pada kaki dan tangan.

Ada empat korban luka akibat ledakan di Tanah Abang, yaitu Feri Ardiyanto, Amir, Asep Samsudin dan Suro.

Berdasarkan daftar pasien rawat inap RS Polri, pasien dengan nama Asep Syamsudin dan Feri Ardiyanto dirawat di Ruang Cendrawasih 1 VIP II. Sementara Amir dan Suro berada di Ruang ICU B Kelas I dan III.

Ledakan itu sendiri terjadi pada Rabu siang (7/4) di kawasan Jalan Jatibunder, Kelurahan Kebun Kacang RT 16 RW 9, Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Menurut keterangan warga sekitar ledakan terjadi di tempat itu sekitar pukul 14.00 WIB dan suaranya terdengar keras hingga radius 1 km.

Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia Komjenpol Badrodin Haiti Rabu sore sempat menyatakan ledakan diduga berasal dari petasan banting.

"Diduga petasan banting. Namun kepastiannya akan kota ketahui setelah penyelidikan selesai," kata Badrodin.



Pewarta: Michael Teguh Adiputra Siahaan
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015