Madinah (ANTARA News) - Tumpukan barang milik anggota jemaah yang hilang atau tercecer mulai "menggunung" di kantor Daker Madinah karena semakin hari jumlahnya semakin banyak. Siaran pers Media Center Haji Depag di Madinah, Senin, menyebutkan barang tersebut antara lain berupa dompet, amplop, atau tas paspor gantung dan cukup banyak pula berupa tas jinjing. Anggota jemaah calon haji yang kehilangan diminta untuk mengunjungi kantor Daker Madinah untuk memeriksa kemungkinan barangnya ditampung di sana. Tiap barang telah diberi identitas. Sebagian pemiliknya dilaporkan telah berangkat ke Makkah. "Untuk jamaah yang sudah ke Makkah, barang miliknya akan dikirim," kata Fitsa Baharuddin, petugas di Daker Madinah. Terdapat tas tentengan warna biru (antara lain berisi kaca mata dan uang) milik Hidjirah bin Zul dari kloter 2 embarkasi Medan (MES), lalu tas tenteng warna coklat keluaran Saudia Airlnes atas nama Umar bin Junanta dari kloter 26 Jakarta-Saudia (JKS). Ada juga kantong kain berisi jaket, tanpa identitas, hanya bertuliskan KBIH Al-Hikmah, Purwakarta, Jawa Barat. Selain itu, tujuh tas paspor gantung masing-masing atas nama Hanafiah bin Yahya (kloter 9 Banda Aceh), Samanhudi bin Said (kloter 14 Jakarta-Saudia), Slamet Sugondo (kloter 7 Jakarta-Garuda), Chotijah bin Lipuk (kloter 24 Surabaya), Malikah binti Ratno (kloter 33 embarkasi Surabaya), dan Sumarsih bin Sumardi (kloter 33 Surabaya). Barang-barang itu ditemukan dan diserahkan oleh sesama anggota jemaah Indonesia, kadang oleh warga Madinah, pernah juga oleh jemaah negara lain. Suatu hari, menurut Nasrullah, petugas bidang bimbingan ibadah, ada anggota jamaah asal Marokko yang mengembalikan dompet milik orang Indonesia. Isinya uang seribuan dolar, duit dua jutaan, dan beberapa ATM. "Orang Maroko itu bilang kasihan. Jangan-jangan pemiliknya tak punya uang buat makan," cerita Nasrullah yang juga kuliah S3 di Maroko. Ada juga anggota jamaah yang ketinggalan duitnya Rp8 juta di hotel, sementara dia sudah ke Makkah. Uang itu diamankan petugas hotel dan diserahkan lewat Daker. Mas Jaya, Wakil Ketua Pengamanan dan Kasus Sektor I Madinah, setelah sekian kali menangani kasus kehilangan, berkesimpulan, "Kalau jamaah betul-betul kehilangan, lalu meminta dengan sungguh-sungguh pada Allah, insya Allah selalu ada jalan kembali," katanya. Ketika ditanya mengapa ada istilah "betul-betul kehilangan", Mas Jaya mengatakan dirinya banyak menemukan indikasi, sebagian jamaah pura-pura kehilangan. "Yang seperti ini, jangan harap bisa kembali (barangnya)," kata Mas Jaya. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006