Jakarta (ANTARA News) - Kamar Dagang dan Industri Indonesia siap menjadi mitra pemerintah dalam membangun ketahanan pangan, demikian disampaikan Ketua Panitia Pengarah Jakarta Food Security Summit 3, yang juga Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Agribisnis dan Pangan, Franky O. Widjaja.

Franky menyampaikan hal tersebut setelah melaporkan hasil kegiatan JFSS-3 kepada Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Selasa, yang juga dihadiri oleh Ketua Umum Kadin, Suryo Bambang Sulisto bersama jajaran Wakil Ketua Umum Kadin lainnya.

"Keberlangsungan dan keberhasilan rencana ini akan sangat bergantung pada ketersediaan lahan serta kepastian tata ruang. Langkah pemerintah menginisiasi kebijakan satu peta adalah sesuatu yang positif," kata Franky melalui siaran pers di Jakarta, Selasa.

Upaya pemerintah membangun swasembada dan ketahanan pangan seiring dengan peningkatan kesejahteraan para petani dilakukan melalui koperasi sebagai wadahnya. Peningkatan peran dan kompetensi koperasi akan menjadi kunci sukses. Kadin sendiri saat ini berupaya mendorong peremajaan tanaman komoditas pangan yang sudah tidak produktif melalui koperasi, diawali dengan tanaman sawit seluas 2 juta hektar berikut penyiapan skema pembiayaan bagi petani melalui program plasma.

Sektor ini adalah contoh sukses kemitraan lintas pihak dan penyediaan pembiayaan saat diinisiasi awal dekade 80-an, yang hasilnya, Indonesia hingga kini adalah produsen minyak kelapa sawit terbesar dunia.

Menurutnya, dengan sedikit penyesuaian, keberadaan skema pembiayaan seperti yang ada di sektor perkebunan sawit dapat menjadi dasar pengembangan skema sejenis di sektor komoditas pangan lainnya, dimana tersedia skema kredit dengan bunga rendah.

Sementara itu, Franky mengatakan upaya membangun ketahanan pangan akan menempatkan petani termasuk pula peternak dan nelayan selaku ujung tombak.

"Kemitraan sektor swasta dan pemerintah dengan memberdayaan koperasi akan membantu petani menjadi semakin terlatih menerapkan praktik pertanian atau agribisnis terbaik, mendapatkan dukungan infrastruktur yang memadai, memiliki akses atas bibit unggul dan pupuk, berikut membukakan pangsa pasar bagi produk mereka,” ujarnya.

Pendekatan semacam ini, termasuk di dalamnya praktik yang ramah lingkungan, diharapkan bisa meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan para petani secara bersamaan.

Kadin menilai, praktik pertanian atau agribisnis terbaik tidak terlepaskan dari dukungan teknologi, penelitian serta pengembangan.

Pemanfaatan tehnologi genetic modified organism (GMO) di berbagai negara maju terbukti membantu meningkatkan produktivitas para petani.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015