Jakarta(ANTARA News) - Pemerintah memberikan Anugerah Kebudayaan 2006 kepada 21 orang dan dua kelompok kesenian yang telah berjasa melestarikan, mengembangkan, meningkatkan dan berdedikasi di bidang kebudayaan di tingkat nasional dan daerah. "Anugerah Kebudayaan ini bertujuan memberi apresiasi kepada budayawan yang mempunyai karya-karya besar agar mereka merasa dihargai oleh negara dan rakyat," kata Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar), Jero Wacik, setelah menyematkan dan memberikan Anugerah Kebudayaan 2006 di Jakarta, Rabu. Pemberian Anugerah Kebudayaan mengacu pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 1959 tentang Pemberian Penghargaan Satyalancana Kebudayaan dan Keppres RI Nomor 23 Tahun 1976 tentang Penghargaan Bidang Seni, Ilmu Pengetahuan, Pendidikan, dan Pengabdian Olahraga. Menbudpar Jero Wacik mengatakan atas nama Pemerintah RI menyematkan Satyalancana Kebudayaan dan memberikan Anugerah Kebudayaan Bidang Seni, Pelestarian dan Pengembangan Warisan Budaya serta Anugerah Pengarang Buku Anak. Penerima Satyalancana antara lain Raden Ajeng Sri Mulat Alm (Seniman Pejuang), Nahum Situmorang Alm (Pelestari dan Pengembang Seni Musik dan Lagu-lagu Tapanuli), Ramadhan KH Alm (Sastrawan), David Albert Peransi Alm (Seniman), Rina Sri Ratnaningsih (Bupati Karanganyar), Andi Achmad Sampurna Jaya (Bupati Lampung Tengah), dan Raja Thamsir Rahman (Bupati Indragiri Hulu). Penerima Anugerah Kebudayaan Bidang Seni antara lain Waljinah (Seniwati Keroncong), Tonny Koeswoyo (Seniman Musik), Korrie Layun Rampan (Sastrawan), Mira Lesmana (Sineas dan Produser Film). Pengarang buku anak yang berdedikasi terhadap Kebudayaan antara lain Bambang Oeban (Penulis), Varuni Dian Wijayanti (Guru dan Penulis), Iwan Yusi (Guru dan Penulis), R M Umar (Penulis, Karyawan TK dan SD), Ari Wulandari (Penulis dan Editor). Sedangkan penerima penghargaan Pelestari dan Pengembang Warisan Budaya antara lain Sekaa Semara Pegulingan Gunung Jati (Kelompok Pelestari dan Pengembang Seni Musik Gamelan Semara Pagulingan, Bali), Maslina Yazid (Pelestari Kerajinan Tenun Kain Cual), Is Andika (Pelestari dan Pengembangan Seloko Multikultur), Taman Kesenian Yogyakarta, Evawani (Seniwati dan Pelestari Kain Sasirangan), Harun Keuchik Leumiek (Pelestari dan Pengembang Acsesoris Emas khas Aceh), dan Jeremias A Pah (Pelestari dan Pengembang Musik Sasando). Menurut Jero Wacik, penganugerahan kebudayaan ini dilakukan setahun sekali dengan kriteria tersendiri. Sesuatu yang dinilai unik, yang berusia lama, dan ditekuni terus menerus. Ia mengemukakan anugerah ini untuk memotivasi budayawan dan seniman lain untuk membuat karya yang lebih baik. (*)

Copyright © ANTARA 2006