Jakarta (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menegaskan KBRI di Sanaa bukan target pemboman Senin pukul 10.45 waktu setempat, melainkan hanya terkena dampaknya.

"Sekali lagi saya tegaskan, KBRI bukan target (pemboman), tapi terkena imbas karena sasaran yang letaknya dekat KBRI," kata Retno usai jumpa pers di Balai Sidang Jakarta (JCC), Senin malam.

Tapi Retno mengecam keras aksi pemboman yang telah menyebabkan korban jiwa dan luka-luka pada warga sipil tersebut.

Berdasarkan informasi awal dari KBRI Sana'a, Retno menyebut serangan tersebut ditujukan ke depot amunisi yang berada di kawasan itu.

Akibat ledakan itu jalan sekitar KBRI rusak parah dan banyak korban jiwa warga sipil yang berada di sekitar daerah tersebut.

Retno menyampaikan bahwa tidak ada korban jiwa dari WNI yang berada di KBRI, namun dua staf diplomat Indonesia dan satu WNI yang mengungsi terluka, selain merusakkan gedung KBRI Sana'a serta seluruh kendaraan milik KBRI di area tersebut.

KBRI Sana'a menginformasikan saat ini ada 17 orang WNI yang terdiri dari staf KBRI Sana'a, anggota tim evakuasi WNI dari Jakarta dan WNI yang sedang mengungsi di KBRI.

Menlu telah menginstruksikan kepada KBRI dan tim evakuasi di Sana'a untuk segera mengambil langkah yang diperlukan untuk menyelematkan warga negara Indonesia di sana.

Terkait dampak politis atas serangan bom tersebut, menlu mengatakan Pemerintah Indonesia mendesak semua pihak segera menghentikan aksi kekerasan dan meminta jeda kemanusiaan segera diterapkan agar evakuasi warga sipil dan warga negara asing dapat segera dilakukan.

Pemerintah Indonesia telah berhasil mengevakuasi 1.981 WNI ke luar dari Yaman sejak Desember 2014 dan hingga saat ini 1.973 WNI telah tiba di Indonesia.





Pewarta: A Fitriyanti
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015