Monrovia (ANTARA News) - Kekurangan air minum bagi banyak sekolah masyarakat desa di beberapa bagian di Liberia telah menimbulkan ancaman serius bagi murid dan guru di daerah itu, kata seorang pejabat setempat.

"Kami tak memiliki air minum yang aman. Sejak sekolah didirikan, guru dan murid kami telah minum air dari sungai kecil, sehingga telah mengakibatkan banyak orang jatuh sakit dan bahkan kematian dini terutama selama musim hujan," kata Andrew Saye Wevor, Kepala Sekolah Dasar Kota Kecil Dewan di Kabupaten Bomi.

Situasi itu telah membuat murid dan guru rentan terhadap serangan virus Ebola dan penyakit lain yang menular melalui air.

Pemerintah Liberia telah meluncurkan rencana Kembali ke Sekolah, yang mengharuskan semua sekolah menyediakan tiga liter air untuk setiap murid setiap hari, kata Xinhua. Ketentuan tersebut tampaknya sulit dilakukan oleh sekolah karena tak tersedianya sumber air di dekat mereka.

Action Conter La Faim (ACF), organisasi kemanusiaan internasional, melalui kemitraan dengan organisasi non-pemerintah setempat --Ground Water Exploration Inc. (GWEI), saat sedang menilai sumber air beberapa sekolah di Bomi, Gunung Grand Cape dan Desa Montserrado.

Dengan dana dari Uni Eropa untuk mendukung program Kembali ke Sekolah, ACF dan GWEI dalam tujuh bulan ke depan akan menyediakan akses yang berkesinambungan ke air bersih yang berkualitas dan jumlah memadai buat 100 sekolah di negeri tersebut.

Satu laporan ACF belum lama ini mengatakan organisasi itu berencana menggali dan membor sumber air baru, dan memperbaiki instalasi air yang ada tapi tak berfungsi di sekolah sasaran di seluruh ketiga kabupaten.

ACF telah bergabung dengan Kementerian Kesehatan Liberia dalam memerangi virus Ebola sejak Juli 2014.

(Uu.C003)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015