"ISIS yang menebarkan ajaran Islam secara garang dan radikal itu, sama sekali tidak mencerminkan karakter Islam rahmatan lil alamin," katanya ketika pembukaan Ajang Kompetisi Olahraga dan Seni Madrasah (Aksioma) se-Jawa Timur, di Tuban, Jumat.
Di sisi lain, ia juga prihatin melihat sebagian umat Islam mudah terpancing melakukan tindakan anarkis dan mudah terprovokasi melakukan tindakan kekerasan atas nama agama.
Ia mencontohkan tindakan ekstrem yang dimaksud, antara lain tawuran pelajar, penyalahgunaan narkoba, seks bebas, selain fenomena generasi ekstrem.
Oleh karena itu, menurut dia, kegiatan Ajang Kompetisi Olahraga dan Seni (Aksioma) se-Jatim ini tidak hanya berfungsi sebagai ajang olahraga saja, melainkan juga dapat berfungsi sebagai wahana "olahrasa".
"Kegiatan aksioma ini memiliki nilai srategis dalam konteks pembentukan nilai dan karakter bangsa yang unggul, cerdas, sehat, sprotif dan kompetitif," katanya.
Di dalam kegiatan aksioma ini, lanjut dia, juga bisa dijadikan ajang untuk meneguhkan keberadaan madrasah di Indonesia, yang bebas narkoba, tawuran pelajar dan bebas ajaran ekstrem.
Ia juga meminta para siswa dalam bertanding dan berlomba menjunjung sportivitas dan tidak sombong ketika menang dan bisa berlapang dada kalau kalah.
"Yang lebih penting sportivitas, dan kejujuran tersebut dapat kita transformasikan di masyarakat, juga di sekolah," paparnya.
Pada kesempatan itu, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dengan didampingi Bupati Tuban Fathul Huda, meninjau anjungan pameran yang digelar peserta aksioma dari 38 kabupaten/kota se-Jatim.
Kegiatan Aksioma ke IX yang diikuti 2.028 siswa mempertandingkan 18 cabang olahraga dan seni, antara lain, MTQ, desain grafis kaligrafi, karya cipta puisi kandungan Alquran, juga seni lainnya.
Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015