Jakarta (ANTARA News) - Padang Arafah, tempat jamaah haji melakukan wukuf, merupakan titik pertemuan ratusan ribu orang yang memungkinkan berbagai macam virus terutama influenza dapat menular dengan cepat di tempat itu. Terkait masalah itu, spesialis THT Dr Mohamed Kamil dalam keterangannya di Media Center Haji Departemen Agama Jakarta, Jumat, menyarankan agar para jamaah haji mengenakan masker, terutama di titik-titik rawan penularan penyakit, yaitu Arafah, Muzdalifah, dan Mina. "Paling aman menggunakan masker sebab antibiotika hanya bisa mengatasi infeksi bukan membunuh virus yang menyebabkan seseorang menjadi flu," katanya. Dari tahun ke tahun, kejadian sakit para jamaah haji terutama yang terserang flu meningkat pasca wukuf di Arafah. Berkerumunnya banyak orang pada saat haji memungkinkan penjangkitan virus flu kepada jamaah haji lainnya, terutama melalui kontak langsung antara pengidap dan orang lain. Penyakit yang ditandai dengan demam tinggi itu memang bisa ditanggulangi dengan vaksin terutama bagi kalangan jemaah tua tetapi penggunaannya harus sangat hati-hati dan di bawah pengawasan dokter. "Sangat berbahaya mengonsumsi antibitoka untuk semua kasus infeksi karena antibiotika juga bisa mengembangkan bakteri menjadi resisten atas antibitoka itu sendiri," katanya. Kamil menyarankan kepada jemaah haji untuk mengonsumsi madu sebab cairan berasa manis itu dinilai efektif membantu mengatasi gatal-gatal tenggorokan. "Selain itu, istirahat yang cukup juga bisa membantu memerangi virus flu," katanya.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006