Jakarta (ANTARA News) - President Director Center for Banking Crisis Achmad Deni Daruri mengatakan, perekonomian Indonesia dapat diibaratkan sebagai mobil. Jika mobilnya bagus maka kecepatan optium dapat tercapai asalkan jalannya bagus. Turbulensi perekonomian dunia dapat dianalogikan dengan buruknya jalan, misalnya jalannya berlumpur.

"Dalam kondisi jalan yang berlumpur maka diperlukan mobil yang dapat berjalan dijalan berlumpur sekalipun jalannya pasti terseok-seok ketimbang berhenti total," katanya dalam siaran persnya di Jakarta, Rabu.  

Menurut Deni Daruri, dalam konteks perekonomian maka perencana perekonomian Indonesia harus menyiapkan perekonomian Indonesia yang bisa berjalan pada jalan yang “berlumpur”.

Masalahnya, dengan kondisi "mobil" yang ada sekarang apakah kita bisa berjalan melewati lumpur? Kekhawatiran ini beralasan mengingat pertumbuhan ekonomi nasional terus memperlihatkan tren yang terus menurun.

Sementara, sebuah lembaga rating asing memberikan signal kondisi perekonomian Indonesia secara relatif baik.

Masalahnya, pada krisis ekonomi tahun 1998 yang lalu, semua lembaga rating asing kompak mengatakan perekonomian Indonesia juga bagus.

Terbukti penilaian mereka menyesatkan ketika turbulensi perekonomian menghadang. Bisa jadi penilaian lembaga asing merupakan perangkap agar Indonesia terus berleha-leha sekalipun pertumbuhan ekonomi terus turun sehingga krisis monter terjadi di indonesia pada 1998, kata Deni Daruri.

Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015