Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak turun 1,95 poin (0,23 persen) menjadi 844,72.
Analis Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya di Jakarta, mengatakan pelaku pasar asing yang kembali melakukan aksi lepas saham menjadi salah satu penahan bagi indeks BEI untuk kembali bergerak menguat.
"Meski pelaku pasar saham asing masih melakukan aksi lepas, namun cenderung sudah mulai terlihat pola akumulasi terhadap beberapa saham-saham di dalam negeri," katanya.
Menurut catatan BEI, pada hari ini, pelaku pasar saham asing kembali membukukan jual bersih sebesar Rp673,86 miliar.
Ia memperkirakan pada perdagangan saham domestik untuk akhir pekan, Jumat (12/6), indeks BEI diproyeksikan bergerak di kisaran 4.871-5.051 poin dengan potensi menguat jangka pendek.
Sementara itu, Analis PT Pefindo Riset Konsultasi, Guntur Tri Hariyanto mengatakan penurunan harga-harga saham di BEI bukan hanya karena faktor fundamental ekonomi dan bisnis emiten, tetapi juga aktivitas pemindahan alokasi aset dari negara-negara berkembang ke negara-negara maju yang terus menunjukkan kinerja ekonomi yang baik, terutama Amerika Serikat.
"Telah menurunnya harga saham di dalam negeri dapat dimanfaatkan investor domestik untuk melakukan penambahan alokasi aset investasinya, dengan harapan akan kenaikan harga yang signifikan ke depannya," katanya.
Tercatat frekuensi saham di BEI mencapai 206.807 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 3,30 miliar lembar saham senilai Rp3,56 triliun. Sebanyak 146 saham bergerak naik, dan 138 saham turun, dan yang tidak bergerak nilainya 109 saham.
Bursa regional, di antaranya indeks Bursa Hang Seng menguat 220,21 poin (0,83 persen) ke level 26.907,85, indeks Nikkei naik 336,61 poin (1,68 persen) ke level 20.382,97, dan indeks Straits Times menguat 26,25 poin (0,79 persen) ke posisi 3.352,02.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015