Jakarta (ANTARA News) - Total impor selama bulan Mei 2015 mengalami penurunan 7,4 persen dibanding bulan sebelumnya,

Hal yang sama juga terjadi dengan kinerja impor secara kumulatif selama Januari hingga Mei 2015 yang mengalami penurunan sebesar 9,7 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Dalam keterangan resminya, di Jakarta, Rabu, Kementerian Perdagangan menyebutkan penurunan impor selama Januari-Mei 2015 dipicu oleh anjloknya permintaan impor migas sebesar 42,8 persen, yang terdiri atas penurunan impor hasil minyak sebesar 44,4 persen, minyak mentah sebesar 41,7 persen, dan gas sebesar 34,9 persen.

Impor Januari-Mei 2015 masih tetap didominasi bahan baku/penolong (75,8 persen) yang nilainya mengalami penurunan sebesar 18,9 persen (YoY).

Barang-barang yang tergolong bahan baku/penolong yang impornya turun signifikan, antara lain bahan kimia organik, biji-bijian berminyak, karet dan barang dari karet, besi dan baja, serta bubur kayu/pulp.

Menurut Kemendag, belum membaiknya permintaan global dan menurunnya konsumsi domestik menyebabkan industri manufaktur di dalam negeri yang bahan bakunya sebagian besar berasal dari impor mengurangi produksinya, yang selanjutnya berdampak pada pengurangan impor bahan baku/penolong tersebut.

Di sisi lain, impor barang modal juga mengalami penurunan selama Januari-Mei 2015 sebesar 14,6 persen (YoY) hingga pangsa impor barang modal menjadi 17,2 persen.

Adapun barang modal yang mengalami penurunan impornya secara signifikan, antara lain mesin/pesawat mekanik, mesin/peralatan listrik, dan kendaraan bermotor.

Pangsa impor barang konsumsi naik menjadi 7,2 persen dari total impor, namun mengalami penurunan sebesar 14,5 persen (YoY).

Barang konsumsi yang impornya turun signifikan, antara lain kendaraan bermotor/komponen, susu, telur, mentega, dan senjata/amunisi.

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015