Ibarat orang sakit, ini semacam general check up"
Jakarta (ANTARA News) - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyiapkan modul penanganan terpidana terorisme, yang akan menjadi panduan bagi petugas lembaga pemasyarakatan dalam melakukan pembinaan.

Pembuatan modul identifikasi itu dipimpin langsung oleh Guru Besar Psikologi Universitas Indonesia (UI) Prof Dr Hamdi Muluk MSi.

"Ibarat orang sakit, ini semacam general check up. Dengan adanya instrumen identikasi itu kita akan tahu penyakitnya' itu apa dan bagaimana cara penyembuhannya," kata Hamdi seperti dikutip dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis.

Menurut Hamdi, dari identifikasi nanti bisa diketahui apakah narapidana terorisme itu termasuk dalam kelompok inti, militan, pendukung, atau sekadar penggembira.

Jadi, lanjut Hamdi, penanganannya nanti berdasarkan data karena untuk membuat program deradikalisasi dasarnya harus data-data mengingat kondisi napi terorisme itu berbeda-beda.

"Selama ini upaya itu dilakukan hanya dengan memakai perasaan. Jadi, ini terobosan yang sangat bagus dari BNPT," kata Hamdi.

Hamdi menjabarkan, instrumen identifikasi ini akan mengungkap dari yang paling awal yaitu motif mereka masuk kelompok radikalisme, aspirasi politik mereka, sikap dia terhadap negara, masyarakat, demokrasi, toleransi. Juga sikap mereka tentang umat Islam yang diperlakukan tidak adil, dipencilkan, dimarjinalisasi.

"Karena itu yang biasanya mendorong mereka untuk melakukan jihad. Kita ukur bagaimana pemahaman tentang jihad, khususnya jihad khittoh (jihad perang). Apakah jihadnya sepotong-sepotong, bagaimana konsepsi dia tentang hubungan Islam dengan negara, keharusan mendirikan negara Islam, dan tingkat dia melakukan tindakan kekerasan, juga tingkat fundamentalisme dan fanatisme," kata Hamdi.

Ketua Bidang Resosialisasi dan Rehabilitasi (Resoshab) BNPT Werijon berharap dengan adanya modul ini, kualitas petugas Lapas dalam hal pembinaan narapidana tindak pidana terorisme itu lebih meningkat.

"Karena selama ini proses itu dilakukan dengan mengira-ngira dan memperhatikan saja," kata dia seraya menyatakan bahwa pendekatan terhadap narapidana tindak pidana terorisme memang memerlukan kesabaran dan trik khusus.

Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015