Bogor (ANTARA News) - Keluarga awak pesawat Trigana Air PK-YRN, yang setelah hilang kontak pada Minggu (16/8) ditemukan jatuh di wilayah Kabupaten Pengunungan Bintang, menunggu kabar mengenai pemulangan jenazah korban.

Rosnila, istri Flight Officer Trigana Air Ariadin Falani (40), menunggu kabar tentang pemulangan jenazah suaminya di rumah duka di Perumahan Taman Kenari BI No. 11, Kelurahan Tanah Baru, Kota Bogor, Jawa Barat.

"Kami saat ini masih menunggu kabar kepulangan jenazah, rencana akan dibawa pulang ke Banjarmasin," kata Rosnila di Bogor, Rabu.

Sementara ibu, bapak dan adik Ariadin berangkat ke Papua untuk mencari tahu informasi mengenai hasil otopsi.

"Yang berangkat ibu dan bapak mertua juga adik ipar. Mereka sudah berangkat pagi tadi. Saya dan anak-anak tinggal menunggu di rumah saja," katanya.

Ariadin Falani merupakan satu dari 54 korban kecelakaan pesawat Trigana Air rute Jayapura-Oksibil yang setelah hilang kontak Minggu sore (16/8) ditemukan dalam keadaan hancur dan terbakar di Kampung Oksob, Distrik Okbape, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Selasa (18/8).

Pesawat yang dengan pilot Kapten Hasanudin itu mengangkut 49 penumpang yang terdiri atas 44 orang dewasa, tiga anak dan dua bayi. Ariadin bertugas dalam penerbangan itu. Selain dia ada tiga awak pesawat yang bertugas.


Mereka yang ditinggalkan


Ariadin pergi meninggalkan seorang istri dan tiga orang anak, dua anak perempuan dan seorang anak laki-laki.

Roslina mengatakan dia terakhir mengontak suaminya sehari sebelum pesawat hilang kontak. Saat itu dia sedang mempersiapkan perayaan ulang tahun anak keduanya di SD Papandayan.

"Ulang tahun Nina ditunda dirayakan Sabtu, tetapi Bapaknya nggak bisa datang karena ada tugas," katanya.

Menurut Rosnila, Ariadin adalah orang yang tak bisa melihat orang lain susah, mencintai pekerjaan di dunia penerbangan yang memang merupakan cita-citanya sejak kecil, dan loyal pada perusahaan.

Di mata dia, Ariadin juga merupakan suami dan bapak yang mencintai keluarga. Menurut dia, Ariadin selalu menelpon setelah tugas selesai, sebelum beristirahat.

"Walaupun jauh kami selalu menjaga komunikasi, cuma bilang rindu atau halo sayang," kata Roslina.

Rosnila dan Ariadin sudah berumah tangga selama 12 tahun.

Ariadin, yang belajar penerbangan di Sounthwind, Texas, Amerika Serikat, menjalani karir penerbangan lima tahun setelah menikah.

Meski mengaku telah mengikhlaskan kepergian sang suami, Rosnila mengaku masih merasa berat menghadapi kenyataan, terlebih ketiga anaknya selalu menanyakan kemana papa mereka pergi dan mengapa dia belum pulang juga.

"Anak-anak sering tanya papa dimana. Saya berat juga, ini baju koko yang dipakainya tiga kali empat kali dipakai, masih ada bau parfumnya," kata Rosnila.

Ia menuturkan pula bahwa setelah menerima kabar bahwa pesawat Trigana Air hilang kontak dan dinyatakan jatuh, keluarga sudah memasang tenda di rumah duka pada Senin (17/8) kemarin.

Sanak keluarga dan tetangga berdatangan ke rumah duka untuk menyatakan bela sungkawa kepada Rosnila, yang sebelumnya tinggal di Jakarta dan baru pindah ke Bogor delapan bulan lalu.

Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015