Jakarta (ANTARA News) - PBB menyerukan Republik Rakyat Tiongkok untuk memastikan agar investigasi yang dilakukan terkait dengan ledakan mengandung gas kimia di Tianjin, Tiongkok, dapat berjalan dengan transparan guna menyelidiki penyebab dan efek dari ledakan tersebut.

"Pihak berwenang Tiongkok juga harus menilai apakah hukum Tiongkok untuk bahan berbahaya dan limbah konsisten dengan standar hak asasi manusia internasional, termasuk hak atas informasi," ujar Pelapor Khusus PBB untuk HAM dan Bahan Berbahaya/Limbah, Baskut Tuncak, dalam rilis Pusat Informasi PBB Jakarta, Sabtu.

Menurut Baskut Tuncak, berdasarkan standar hak asasi manusia internasional, negara memiliki kewajiban untuk menghasilkan, menilai, memperbarui dan menyebarkan informasi mengenai bahan-bahan berbahaya, sementara pelaku bisnis memiliki tanggung jawab untuk menghormati hak asasi manusia, termasuk berkomunikasi secara efektif untuk informasi.

"Bencana kimia ini berfungsi sebagai satu contoh tragis lagi mengenai dibutuhkannya informasi mengenai bahan berbahaya untuk melindungi, menghormati dan mewujudkan hak-hak asasi manusia," ujarnya.

Ia juga menyatakan laporan mengenai pembatasan terhadap akses publik perihal informasi kesehatan dan keselamatan, serta kebebasan pers setelahnya terjadinya bencana sangat mengganggu, terutama menyangkut risiko meningkatnya jumlah korban bencana.

Tuncak menggarisbawahi bahwa informasi tentang bahan berbahaya harus tersedia, dan dapat diakses untuk melindungi dan menghormati hak-hak untuk hidup, kesehatan, partisipasi publik yang bermakna, serta pemulihan yang efektif, serta kebebasan berekspresi dan media.

Pada tanggal 16 September 2015 mendatang, Pelapor Khusus akan menyampaikan laporannya mengenai hak atas informasi dalam konteks zat berbahaya ke Dewan HAM PBB.

Sebagaimana diwartakan kantor berita Xinhua, sebanyak 112 mayat telah ditemukan, dan 95 orang lagi masih belum ditemukan, termasuk 85 petugas pemadam, setelah ledakan kuat di satu gudang mengguncang Kota Tianjin di Tiongkok Utara, Rabu malam (12/8).

Sepuluh mayat lagi ditemukan pada Sabtu (15/8) malam, setelah pengumuman 104 orang tewas, tapi empat mayat yang tercabik belakangan dikonfirmasi adalah jasad dua korban, kata Gong Jiansheng, Wakil Kepala Departemen Publikasi di kota tersebut.

Selain itu, Sebanyak 722 orang masih dirawat di rumah sakit, termasuk 58 orang yang berada dalam kondisi serius, berdasarkan data dari pusat pertolongan pada Sabtu (15/8) malam.

Sementara itu, kantor berita Reuters menyebutkan bahwa pihak berwajib Tiongkok memperingatkan, kadar sianida dalam air di sekitar tempat ledakan di pelabuhan Tianjin meningkat hingga 277 kali dari baku mutu.

Laporan Badan Perlindungan Lingkungan Tianjin pada Rabu (19/8) menyebutkan bahwa ujian sehari sebelumnya menunjukkan bahwa kadar sianida di sungai, laut dan air limbah di sekitar tempat ledakan itu meningkat tajam sejak ledakan mematikan itu.

Satu lokasi pengujian di mulut pipa air hujan mencatat kadar sianida 277 kali di atas standar yang diperbolehkan. Meski demikian, pernyataan terpisah dari otoritas kesehatan, Selasa menyebutkan bahwa air minum di Tianjin memenuhi standar nasional.

Pewarta: Muhammad Razi Rahman
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015